Mayora akan Ekspor Jajanan ke 115 Negara, Masih Sulit Tembus Amerika Latin

ANTARA FOTO/Sulthoni Hasanuddin/foc.
Menteri Perdagangan Budi Santoso (ketiga kanan) didampingi Presiden Direktur Mayora Andre Atmadja (kedua kanan), dan Pj Gubernur Banten Al Muktabar (kedua kiri) mengunjungi pabrik PT Mayora Indah Tbk saat akan melepas ekspor produk makanan olahan di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2024). Menteri Perdagangan melepas ekspor produk makanan olahan yang diproduksi PT Mayora Indah Tbk senilai Rp15,7 miliar ke 15 negara guna mendorong peningkatan ekspor produk buatan Indonesia.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
5/11/2024, 16.44 WIB

PT Mayora Indah Tbk menargetkan dapat mengekspor produk makanan dan minumannya ke 115 negara pada tahun ini. Namun, emiten makanan dan minuman berkode MYOR ini mengaku masih belum mampu menembus pasar Amerika Latin.

Direktur Utama MYOR Andre Sukendra Atmadja menyebut, perusahaan telah mengekspor jajanan ke 103 negara saat ini.  Namun, menurut dia, perusahaan masih sulit bisa menembus pasar di Amerika Selatan, seperti Kolombia dan Brasil.

"Jajanan kami sudah masuk ke kebanyakan negara-negara besar, sebagian negara di Afrika bahkan sudah masuk. Tantangan terbesar memang menembus pasar Amerika Latin," kata Andre di pabriknya, Selasa (5/11).

Andre mencatat setidaknya ada dua tantangan dalam menembus pasar negara berkembang, khususnya Amerika Latin. Pertama, ongkos transportasi yang tinggi. Pricewaterhousecoopers atau PwC mendata biaya logistik terhadap perekonomian di Brasil mencapai sekitar 12%. Andre menilai hal tersebut membuat produk MYOR tidak kompetitif setelah didistribusikan di Negeri Samba.

Kedua, bea masuk yang tinggi. Andre mengatakan tingginya bea masuk produk Indonesia ke negara-negara tersebut menjadi tantangan serupa di hampir seluruh negara berkembang. Menurutnya, MYOR harus menanggung bea masuk hingga 50% dari nilai produk yang diekspor jika ingin menembus sebuah negara berkembang.

"Maka dari itu produk kami mudah masuk ke negara maju, tapi sangat sulit masuk ke negara berkembang. Contohnya India yang menetapkan bea masuk 15% untuk Biskuat, 5% untuk permen, dan 40% untuk cokelat," katanya.

Andre menargetkan dapat mengekspor jajanannya ke 115 negara pada tahun ini atau mencakup hampir 60% negara di dunia. Perusahaan pun menargetkan nilai ekspor Mayora tumbuh 15% pada tahun ini, melampaui tahun lalu yang mencapai 12%.

Adapun penjualan ekspor berkontribusi hingga 48% dari total nilai penjualan Mayora. Andre mencatat rata-rata nilai pendapatan Mayora mencapai Rp 50 triliun dalam beberapa tahun terakhir.

"Capaian tersebut menjadikan Mayora pengekspor produk dengan merek Indonesia paling besar di dalam negeri," katanya.

Reporter: Andi M. Arief