Operator Minta Masa Transisi MLFF Hanya 6 Bulan, Khawatir Investasi Membengkak

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Foto udara kendaraan antre memasuki di Pintu Tol Cikupa, Tangerang, Banten, Senin (8/7/2024). Pemerintah akan menerapkan sistem transaksi jalan tol non-tunai nirsentuh nirhenti, yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF) di sejumlah ruas jalan tol untuk mengatasi kemacetan di gerbang tol yang berdasarkan kajian dokumen feasibility study tahun 2020 menyebabkan kerugian sebesar Rp4,4 triliun per tahun.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
6/11/2024, 18.18 WIB

PT Roatex Indonesia Toll System atau RITS meminta masa transisi pemberlakuan sistem transaksi jalan tol non tunai nirsentuh berbasis multi lane free flow atau MLFF hanya berlangsung 6 bulan. Masa transisi yang terlalu lama akan membuat biaya investasi proyek tersebut membengkak.

Direktur RITS Renaldi Utomo mengatakan, lama masa transisi akan menentukan biaya tambahan pada  investasi sistem transaksi tersebut. Seluruh investasi proyek MLFF berasal dari Hungaria yang mencapai Rp 4,49 triliun. 

"Sekarang pemerintah meminta sistem MLFF tetap memakai palang di gerbang tol selama masa transisi, itu ada implikasi biaya yang harus dikeluarkan," kata Renaldi di Kempinski Grand Ballroom, Rabu (6/11).

Renaldi berharap masa transisi MLFF hanya berlangsung enam bulan, tetapi tidak dapat memaksakan masa transisi kepada pemerintah. Ia mengatakan, pihaknya dapat melakukan kompromi jika masa transisi MLFF diperpanjang menjadi 1,5 tahun. Namun, Renaldi mengingatkan pemerintah bahwa waktu transisi akan berimplikasi pada penambahan biaya.

Sistem MLFF membuat transaksi di gerbang tol dengan kartu uang elektronik diganti dengan aplikasi Cantas yang terhubung dengan dompet elektronik di gawai pengguna jalan tol. Sistem pemosisi global atau GPS dalam gawai pengguna jalan tol akan direkam oleh satelit dalam penentuan tarif.

Sistem yang ditawarkan RITS menggunakan teknologi sistem navigasi satelit global atau global navigation satellite system atau GNSS. Teknologi GNSS akan menentukan lokasi pengguna jalan tol bersamaan dengan proses map-matching di sistem utama RITS.

Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif dan menarik saldo pengguna jalan tol melalui Cantas. Dengan kata lain, fungsi gerbang tol dalam sistem MLFF akan digantikan dengan gantri yang akan menangkap gambar kendaraan pengguna tol melalui kamera.

Renaldi mengatakan RITS telah memperhitungkan masa transisi dalam implementasi MLFF di dalam negeri. Namun masa transisi yang dimaksud tidak menggunakan palang pada gerbang tol.

Ia mengaku Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebelumnya berencana menerapkan sistem MLFF pada tujuh ruas pada 2022. Ketujuh ruas tersebut adalah Tol Bali Mandara, Tol Balikpapan-Samarinda, Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, Tol Jakarta-Cikampek, Tol Sedyatmo, Tol Dalam Kota Jakarta, dan Tol Jakarta Outer Ring Road I.

Karena itu, Renaldi mengatakan sistem pusat MLFF telah memasukkan data peta ruas tol di seluruh Pulau Jawa. "Namun, kembali lagi, kami tinggal menunggu instruksi pemerintah," kata Renaldi.

Di sisi lain, ia mengatakan konsesi proyek MLFF akan dimiliki RITS selama sembilan tahun sejak komersialisasi pertama dilakukan. Dengan kata lain, pemerintah akan mulai membayar pengembalian investasi RITS mulai tahun depan hingga 2034.

"Semuanya kembali pada keputusan pemerintah terkait implementasi sistem MLFF. Sikap kami saat ini menunggu keputusan pemerintah terkait kapan masa konsesi tersebut dimulai," ujarnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Miftachul Munir sebelumnya mengatakan, masa transisi sistem MLFF berlangsung selama tiga tahun hingga 2027.

Miftachul menjadwalkan implementasi sistem tersebut secara penuh mulai 2027. Saat masa transisi, BPJT akan menambah ruas tol yang menggunakan secara bertahap MLFF.

Munir menilai, sistem transisi diperlukan untuk meminimalisasi potensi pelanggaran hukum. Secara rinci, pelanggaran hukum yang dimaksud adalah pengguna jalan yang tidak membayar tarif tol karena tidak ada gerbang tol dalam sistem MLFF.

"Kepercayaan investor harus dijaga. Maka dari itu kami akan menggunakan sistem transisi yang menggunakan single lane free flow dan gerbang tol," katanya.

Reporter: Andi M. Arief