Program 3 Juta Rumah Bisa Bantu Pengusaha Elektronik yang Terpukul Impor Ilegal

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.
Ilustrasi. Permintaan produk elektronik rumah tangga berpotensi naik dua kali lipat jika program 3 juta rumah mencakup syarat penggunaan elektronik dengan syarat TKDN.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
8/11/2024, 14.54 WIB

Gabungan Pengusaha Elektronik atau Gabel menilai, program tiga juta rumah dapat memperbaiki kondisi industri elektronika, khususnya peralatan elektronik rumah. Permintaan produk elektronik rumah tangga berpotensi naik dua kali lipat.

Sekretaris Jenderal Gabel Daniel Suhardiman mengakui belum melakukan kajian yang lebih detail terkait dampak program tiga juta rumah setahun. Namun, ia berpendapat dampak program tiga juta rumah baru akan dirasakan industri elektronik di dalam negeri jika ada syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN.

"Jika program tiga juta rumah terisi peralatan elektronik bersertifikasi TKDN yang cukup, permintaan akan naik dua kali lipat. Alhasil, utilisasi industri bisa meningkat dua kali lipat," kata Daniel kepada Katadata.co.id, Jumat (8/11).

Daniel optimistis industri elektronika nasional dapat memenuhi lonjakan permintaan tersebut. Daniel menjelaskan utilisasi industri elektronika saat ini terpukul oleh maraknya produk impor di dalam negeri menjadi sekitar 35%.

Barang dengan sertifikasi TKDN yang dimaksud Daniel adalah produk elektronik dengan TKDN minimal 40%. Hingga akhir 2022, terdapat 30.233 produk dalam negeri yang memiliki nilai TKDN dan masih berlaku, dengan 19.216 produk di antaranya telah memiliki nilai TKDN di atas 40%.  

Kementerian Perdagangan pada Agustus 2024 telah memusnahkan barang impor ilegal senilai Rp 20,22 miliar. Sebagian besar produk ilegal tersebut adalah barang elektronik senilai Rp 12,55 miliar, seperti  mesin gerinda, mesin bor, telepon genggam dan komputer tablet, panci presto elektrik, dan mesin cuci mobil.

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia atau Asaki sebelumnya juga memproyeksi ada potensi tambahan investasi senilai Rp 20 triliun di industri keramik pada 2027. Investasi tersebut berpotensi terealisasi jika program tiga juta rumah berjalan lancar dan pasar keramik lokal dilindungi.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, program tiga juta rumah dapat menambah permintaan keramik baru sekitar 100 juta meter persegi. Angka tersebut setara dengan 16% dari kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 625 juta meter persegi.

"Kami optimistis program tiga juta rumah segera mendongkrak utilisasi industri keramik nasional, bahkan dapat merangsang terjadi investasi baru," kata Edy kepada Katadata.co.id, Jumat (25/10).

Edy mencatat, utilisasi industri keramik di dalam negeri baru sebesar 64% per Oktober 2024. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi 85% pada tahun depan dan mencapai 95% pada 2026.

Ia menekankan industri keramik nasional siap menyerap seluruh tambahan permintaan tersebut. Namun peningkatan utilisasi pada 2026 akhirnya akan membuat industri keramik harus menambah kapasitas terpasang sebesar 75 juta meter persegi atau sekitar Rp 20 triliun pada 2027.  

"Investasi itu lumayan besar dan berpotensi menyerap 10.000 tenaga kerja baru," katanya.


Reporter: Andi M. Arief