Bisnis Otomotif Jerman Lesu, Raksasa Suku Cadang Bosch akan PHK 5.500 Pekerja

Website Bosch
Bosch berencana memangkas 3.500 pekerjaan pada akhir 2027 di divisi solusi komputer lintas domainnya, setengahnya akan berada di lokasi Jerman.
Penulis: Agustiyanti
25/11/2024, 10.22 WIB

Produsen suku cadang mobil terbesar dunia, Robert Bosch berencana memangkas 5.500 pekerja mulai akhir 2026 hingga 2032. Rencana PHK massal ini menjadi tanda baru kesulitan sektor otomotif Jerman yang tengah bersaing dengan produsen Cina. 

Mengutip Reuters, Bosch  berencana memangkas 3.500 pekerjaan pada akhir 2027 di divisi solusi komputer lintas domainnya, setengahnya akan berada di lokasi Jerman. Rencana ini menandai melemahnya permintaan dalam sistem bantuan pengemudi cerdas dan solusi untuk mengemudi otomatis.

Perusahaan juga berencana memangkas sekitar 750 pekerjaan pada tahun 2032 di pabrik Hildesheim, Jerman. Sebanyak 600 di antaranya direncanakan pada akhir 2026. Bosch juga mengumumkan pemangkasan di divisi kemudi di pabrik Schwaebisch Gmuend, dekat Stuttgart. Perusahaan berencana memangkas hingga 1.300 posisi di sana antara tahun 2027 dan 2030.

Perlambatan di sektor mobil Jerman juga mengguncang Volkswagen yang telah berselisih dengan para pekerja terkait rencana penutupan pabrik di Jerman, dan Mercedes yang mengalami penurunan laba sehingga mereka berencana untuk memangkas biaya.

Dewan pekerja Bosch dan serikat pekerja IG Metall menyatakan penolakan mereka terhadap PHK tersebut dalam sebuah pernyataan. "Kami sekarang akan mengorganisasi perlawanan terhadap rencana ini di semua tingkatan," kata Frank Sell, wakil kepala dewan pekerja.

Perusahaan otomotif asal Jerman, Volkswagen sebelumnya berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 15.000 karyawan.  Rencana PHK ini dikabarkan seiring kemungkinan penutupan pabrik mereka di Jerman. 

Dikutip dari Bloomberg,  Rencana PHK ini diungkapkan oleh analis asal Amerika, Jefferies Group.Jefferies mengatakan, Volkswagen bisa menutup pabrik mereka tanpa persetujuan dari dewan pengawas. Penutupan ini dapat menciptakan provisi bagi perusahaan sebanyak US$ 4,4 miliar atau Rp 67,32 triliun (kurs Rp 15.300) pada kuartal keempat mendatang.