AS Jadi Episentrum Corona, Xi Jinping Siap Bantu Trump

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkomunikasi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping membahas penanganan wabah corona.
Penulis: Yuliawati
27/3/2020, 21.49 WIB

Amerika Serikat memiliki jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 tertinggi di dunia, mengalahkan Tiongkok yang merupakan negara asal penyebaran virus. Jumlah kasus yang melonjak membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta bantuan kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Kedua pemimpin negara tersebut berkomunikasi lewat sambungan telepon, Jumat (27/3). Mengutip Reuters, Xi Jinping menyatakan kepada Trump kesediaannya membantu Amerika dalam menghadapi virus corona. 

Xi juga menyatakan kerja sama kedua negara merupakan satu-satunya pilihan yang tepat. Dia pun menegaskan Tiongkok selama ini transparan terhadap dunia global bagaimana menangani virus corona.

(Baca: Setelah Pangeran Charles, PM Inggris Boris Johnson Positif Corona)

Dalam percakapan tersebut, Xi juga menyampaikan harapan agar AS mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara. Kedua negara terlibat dalam perang dagang sebelum virus corona merebak.

Ketegangan kedua negara berlanjut di tengah pandemi corona karena Trump berulangkali menyebut virus corona sebagai virus China. Sebaliknya Tiongkok menuding keterlibatan militer AS dalam penyebaran virus pertama kali di Wuhan pada Desember lalu.

Sementara itu, Trump melalui cuitan di akun Twitternya bahwa ia membahas wabah virus corona dengan sangat rinci bersama  Xi. "Tiongkok telah melalui banyak hal dan telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang virus corona. Kami bekerja sama dengan erat. Banyak rasa hormat besar," kata Trump dari akun Twitter.

(Baca: Peneliti AS Sebut Virus Corona Merupakan Mutasi, Bukan Buatan Manusia)

Trump pun tidak lagi menggunakan kata-kata yang menyerang Tiongkok saat menyebut virus corona, seperti yang dia lakukan sebelumnya.

Berdasarkan data Worldometer, kasus virus corona di Amerika mencapai 85.762 atau melebihi Tiongkok yang sebanyak 81.340 per hari ini pukul 21.00 WIB. Meski jumlah kasusnya melampaui Tiongkok, pasien terjangkit virus corona yang meninggal dunia di AS hanya 1.306. Sedangkan di Negeri Tirai Bambu jumlahnya mencapai 3.297.

Pemerintah Amerika mulai kewalahan menangani pasien corona yang membludak. Saat ini, fasilitas medis mulai kekurangan ventilator dan masker kesehatan.

(Baca: Pandemi Corona Menjalar ke Negara Miskin, Risiko Lebih Besar Mengintai)

 Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, salah satu rumah sakit di wilayahnya sudah menguji coba penggunaan satu mesin ventilator tunggal untuk dua pasien. “Tidak ada persediaan ventilator yang tersisa,” kata dia dikutip dari Reuters, Jumat (27/3).

Kepala ahli bedah di Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian/Columbia di Manhattan, dr Craig Smith menulis kepada staf bahwa tim telah bekerja siang dan malam untuk menguji coba ventilator terpisah.

Ventilator adalah mesin yang mendukung pernapasan seseorang yang kehilangan kemampuan untuk bernafas sendiri. Selain New York, jumlah pasien terjangkit virus corona meningkat di Louisiana. Permintaan ventilator di wilayah ini meningkat dua kali lipat.

(Baca: Sistem Kesehatan Indonesia Dianggap Tak Siap Hadapi Ledakan Corona)