Mahathir Jelaskan Alasan Mundur dari Jabatan PM Malaysia

ANTARA
Mahathir Mohammad menjelaskan alasan pengunduran dirinya dari jabatan Perdana Menteri Malaysia dalam siaran langsung di televisi pada Rabu (26/2).
26/2/2020, 18.20 WIB

Mahathir Mohamad mengungkapkan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri ke-7 Malaysia. Alasan tersebut diungkapkan dalam pidato khusus yang disiarkan langsung melalui televisi, radio dan media sosial Radio Televisi Malaysia (RTM) pada Rabu (26/2) pukul 16.45 waktu setempat.

Mahathir membuka pidatonya dengan permintaan maaf kepada rakyat Malaysia. Sebab, pengunduran dirinya membuat suasana politik di Negeri Jiran tersebut tak kondusif.

Kemudian, Mahathir menjelaskan pihaknya telah menyerahkan surat peletakan jabatan sebagai perdana menteri ketujuh kepada Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung. "Setelah berbincang selama lebih satu jam, Tuanku telah setuju menerima surat peletakan jabatan saya dan setelah itu meminta saya supaya menjadi Perdana Menteri Interim," kata Mahathir dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, dia mengatakan ada banyak hal yang membuatnya meletakkan jabatan sebagai PM Malaysia. Salah satunya yaitu tuduhan bahwa dia gila kuasa.

"Saya tidak melihat kekuasaan dan jabatan itu sebagai be all and end all sebagai tujuan saya. Bagi saya kekuasaan dan kedudukan itu adalah a means to an end atau satu alat untuk mencapai tujuan. Dan tujuan kita semua tentulah untuk kebaikan negara," katanya.

(Baca: Mahathir Mohamad, Bapak Pembangunan & Politisi Kontroversial Malaysia)

Selain itu, Mahathir menyebut kisruh politik di Malaysia membuat dia terpaksa meletakkan jabatannya. Apalagi partai pendukungnya memutuskan untuk keluar dari koalisi pemerintah.

"Partai Bersatu memutuskan untuk keluar dari Pakatan Harapan. Ada juga anggota dari partai komponen lain yang akan keluar. Dengan perlakuan ini Pemerintah Pakatan Harapan akan gugur," katanya.

Dia khawatir hal tersebut bisa memicu kemenangan partai UMNO yang bakal berkoalisi dengan partai-partai yang kalah dan mendirikan pemerintahan. Sehingga pemerintahan Malaysia akan didominasi oleh UMNO sebagai partai yang terbesar.

"Tetapi UMNO akan menyertai pemerintah campuran ini sebagai Partai UMNO. Ini tidak dapat saya terima. Maka terpaksalah saya meletakkan jabatan," katanya.

Biarpun begitu, dia tetap bersedia jika ditunjuk kembali sebagai PM Malaysia oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Malaysia. Namun, jika DPR menunjuk orang lain, maka dia akan legowo.

"Jika diperbolehkan saya akan mencoba mengadakan pemerintahan yang tidak memihak kepada partai mana pun. Hanya kepentingan negara saja yang akan diutamakan," katanya.

(Baca: PM Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri, Bursa Saham Malaysia Turun 2,5%)

Reporter: Antara