Korban Tewas Corona 1.770 Orang, Tiongkok Batasi Lalu Lintas Warga

ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Petugas merawat pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit untuk pasien virus novel corona, di Provinsi Hubei, Cina, Rabu (5/2). Hingga Senin (17/2) korban virus corona lebih dari 1.770 orang.
Penulis: Ekarina
17/2/2020, 10.51 WIB

Jumlah korban meninggal akibat kasus virus corona di Tiongkok yang dilaporkan hingga Senin (17/2) mencapai lebih dari 1.770 orang, meningkat 105 orang dibanding hari sebelumnya dengan jumlah kasus baru mencapai 2.048. Otoritas Tiongkok kembali memperketat lalu lintas warga untuk mencegah penyebaran virus.

Dengan tambahan kasus baru tersebut, secara total jumlah kasus corona di Negeri Panda yang dilaporkan mencapai 70.548. Lebih dari 94% kasus baru berada di provinsi Hubei, wilayah yang diduga menjadi pusat konsentrasi wabah. 

(Baca: Harga Minyak Turun Jelang Rilis Data Ekonomi Asia & Dampak Corona)

Sementara dari luar Tiongkok, tercatat ada lima korban meninggal akibat virus corona antara lain berasal dari Taiwan, Filipina, Hong Kong, Jepang, dan Perancis. Dengan demikian, total meninggal dunia akibat corona mencapai 1.775 orang.

Komisi Kesehatan Hubei (Hubei Health Commission) Tiongkok mengatakan, jumlah kasus baru meningkat dibanding hari sebelumnya, sementara kasus kematian menurun dari yang sebelumnya 139 orang.

Pejabat kesehatan mengklaim, penurunan jumlah kasus baru merupakan keberhasilan pemerintah menangani penyebaran virus corona. "Penurunan ini merupakan efek dari upaya pengendalian penyebaran wabah coronavirus ," kata Juru bicara Komisi Kesehatan Tiongkok, Mi Feng dilansir dari Reuters.

Mi mengatakan proporsi kasus pasien kritis menurun menjadi 21,6% pada Sabtu (14/2), dari 32,4% pada 27 Januari. Menuurtnya, hal ini menunjukkan pihak berwenang dapat mengobati pasien lebih cepat.

(Baca: Rupiah Dibuka Menguat Meski Investor Waswas Perkembangan Virus Corona)

Di sisi lain, pemerintah provinsi Hubei juga mengumumkan langkah pembatasan kegiatan warga. Salah satu caranya dengan memerintahkan desa dan kabupaten untuk menerapkan langkah “paling ketat” untuk menghentikan akses orang keluar-masuk provinsi tersebut. 

Virus itu menyebar bulan lalu ketika jutaan orang bepergian ke seluruh Tiongkok untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Pemerintah kota Beijing telah memberlakukan aturan yang mewajibkan orang yang datang ke ibukota untuk melakukan karantina selama 14 hari, dikutip dari AFP.