Mengenal Lyme Disease, Penyakit yang Diderita Justin Bieber

123RF.com/Crystaleyemedia
Penyanyi Justin Bieber baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia menderita lyme disease, penyakit yang disebabkan bakteri yang dibawa oleh kutu. Penyakit ini banyak ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Inggris, dan negara-negara lain.
Penulis: Hari Widowati
10/1/2020, 14.19 WIB

Penyanyi asal Kanada, Justin Bieber, mengumumkan bahwa dirinya terinfeksi lyme disease atau penyakit lime, Kamis (9/1). Penyakit ini berdampak serius pada tubuh, yaitu memengaruhi kulit, fungsi otak, dan kesehatan secara keseluruhan.

Bieber melalui akun Instagramnya @justinbieber mengungkapkan, banyak orang mengira ia menghadapi masalah depresi karena narkoba dan sebagainya. "Mereka tidak mengetahui, baru-baru ini saya didiagnosis menderita penyakit lime (lyme disease)," tulis penyanyi yang baru merilis single berjudul Yummy ini, seperti dikutip Associated Press, Kamis (9/1).

Penyakit lime yang disebut juga lyme borreliosis ini disebabkan oleh bakteri borrelia burgdorferi dan borrelia mayonii. Penyakit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu rusa atau kutu kaki hitam (black-legged tick). Kutu rusa banyak terdapat di rerumputan di tengah hutan. Namun, dalam perkembangannya kutu tersebut juga bisa menumpang pada binatang lainnya, seperti anjing, kelinci, dan tupai.

Mengutip Allen Steere (2015), infeksi lime ditandai pucatnya bagian tengah kulit dan dikelilingi warna merah di bagian luarnya. Penyakit ini biasanya terjadi pada saat musim panas dan awal musim gugur. Kasus penyakit lime ditemukan di beberapa negara, antara lain Amerika Serikat (AS), Kanada, Rusia, dan Inggris.

Penyakit yang pertama kali ditemukan di Connecticut, AS pada 1976 ini dikenal sebagai penyebab penyakit multisistemik yang melibatkan kulit, persendian, saraf, dan mata. Penyakit lime umumnya sulit didiagnosis karena gejala-gejalanya cenderung mirip dengan penyakit lain, seperti nyeri otot, sakit kepala, dan demam.

Di samping itu, sebagian besar penderita tidak dapat mengingat ataupun mengetahui mengenai riwayat gigitan kutu. Cara termudah untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit ini adalah melalui pemeriksaan ruam di kulit.

Ada beberapa hal yang dapat memicu seseorang berpotensi terkena penyakit lime, antara lain sering beraktivitas di hutan, tidak membersihkan badan setelah beraktivitas di daerah berumput, serta berpakaian terbuka. Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan seseorang lebih mudah terhinggapi kutu dan terjangkit penyakit lime.

(Baca: Wabah Pneumonia Misterius di Tiongkok yang Meresahkan Asia)

Tiga Stadium Penyakit Lime

Melansir dari Halodoc, penyakit lime memiliki tiga stadium, yaitu stadium awal terlokalisasi, stadium awal diseminasi, dan stadium akhir diseminasi. Salah satu gejala paling awal adalah ruam berbentuk seperti target (bull’s-eye rash), yang merupakan tanda bahwa bakteri sedang membelah diri dalam darah.

Beberapa minggu setelah gigitan kutu, timbul gejala seperti flu. Jika infeksi tidak ditangani pada stadium satu dan dua, stadium akhir dapat muncul dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahun setelah gigitan kutu.

Langkah pengobatan penyakit lime paling baik dilakukan pada stadium awal. Penanganan dilakukan melalui pemberian antibiotik. Durasi pemakaian antibiotik umumnya akan membutuhkan waktu sekitar dua minggu hingga satu bulan.

Seperti ditulis Alodokter, penyakit lime dapat memicu berbagai komplikasi, seperti gangguan irama, gangguan sistem saraf (kelumpuhan otot wajah dan neuropati), kelainan kognitif (gangguan memori), dan peradangan sendi kronis akibat penyakit lime (lyme arthritis).

(Baca: Ini Penyebab Autoimun, Penyakit yang Diderita Ashanty dan Gigi Hadid)

Mencegah Gigitan Kutu Pembawa Penyakit Lime

Bagaimana cara mencegah gigitan kutu rusa pembawa bakteri penyakit lime? Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mencegah penyebaran penyakit lime.

Pertama, menghindari area di mana banyak ditemukan kutu rusa, seperti di hutan. Di beberapa negara yang ditemukan kasus penyakit lime, sudah dipasang papan peringatan bagi pengunjung untuk berhati-hati terhadap gigitan kutu rusa.

Kedua, menggunakan sepatu, celana panjang yang dimasukkan ke dalam kaus kaki, dan baju lengan panjang ketika beraktivitas di wilayah yang banyak ditemukan kutu rusa.

Ketiga, gunakan lotion antiserangga di area tubuh yang terbuka ketika beraktivitas di taman atau di hutan.

Keempat, segera mandi setelah beraktivitas di hutan atau di taman.

Kelima, segera hubungi dokter jika ditemukan ruam atau bengkak bekas gigitan kutu rusa. Jika kutu rusa masih menempel, angkat dengan berhati-hati menggunakan pinset. Basuh ruam dengan sabun dan air mengalir.

Reporter : Destya Galuh Ramadhani (Magang)