Jepang Kebut Izin Avigan dan Remdesivir Sebagai Obat Corona Bulan ini

ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/aww/cf
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendesak Departemen Kesehatan Jepang untuk mempercepat pemberian izin Avigan sebagai obat covid-19.
Penulis: Happy Fajrian
5/5/2020, 15.22 WIB

Pemerintah Jepang mengebut pemberian izin Avigan sebagai obat virus corona atau Covid-19 paling lambat bulan ini, Mei 2020. Sebelumnya izin avigan sebagai obat Covid-19 diperkirakan baru akan keluar paling cepat Juli 2020.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mendesak Departemen Kesehatan untuk mempercepat review hasil pengujian klinis obat yang dikembangkan oleh entitas anak Fujifilm Holdings, Fujifilm Toyama Chemicals.

Namun pemberian izin lebih awal hanya dimungkinkan jika perusahaan pengembangnya bisa memberikan data yang cukup terkait keamanan dan efektivitas obat tersebut. “Ada jalan pemberian izin selain melalui uji klinis,” kata Abe, dikutip dari Nikkei Asian Review, Selasa (5/5).

Pasalnya uji klinis Avigan hingga saat ini belum mencapai target jumlah pasien yang direncanakan. Meskipun obat tersebut terus diberikan kepada pasien Covid-19 untuk keperluan riset.

(Baca: WHO Bakal Gaet Trump untuk Perbanyak Antivirus Corona Remdesivir)

Tidak hanya Avigan, Jepang juga menargetkan pemberian izin obat remdesivir paling cepat pekan ini. Oleh karena itu Negeri Matahari Terbit ini meminta Amerika Serikat (AS) untuk memberikan suplai obat tersebut untuk mempercepat pengujiannya.

Prosedur perizinan yang dipercepat ini memungkinkan uji klinis dapat ditunda, yang berarti obat remdesivir dapat disetujui penggunaannya pada pertengahan Mei. Jepang mengikuti langkah AS yang telah memberikan izin obat yang dikembangkan oleh Gilead Sciences Inc. tersebut, pada Jumat (1/5).

"Gilead Sciences akan mengajukan perizinan (di Jepang) dalam beberapa hari," kata Menteri Kesehatan Katsunobu Kato pada konferensi pers. "Saya sudah mengeluarkan arahan agar kami bisa mengeluarkan izin dalam waktu seminggu".

Kedua negara ini pun telah berkomitmen untuk bekerja sama dalam menjamin ketersediaan remdesivir. Meskipun ada kekhawatiran setelah obat tersebut mendapat izin, distribusinya di Jepang akan lambat karena sebagian besar akan dikirim ke AS.

(Baca: BPOM AS Beri Persetujuan Remdesivir untuk Pengobatan Covid 19)