Peneliti Hong Kong: Kombinasi 3 Obat Efektif Atasi Sakit Corona Sedang

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.
Ilustrasi, petugas medis mengamati sampel darah dari pekerja yang mengikuti rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Aula Serba Guna Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, Jumat (1/5/2020).
Penulis: Desy Setyowati
9/5/2020, 11.42 WIB

Para peneliti Hong Kong mengkaji penggunaan tiga obat yang dikombinasikan untuk menyembuhkan pasien terinfeksi virus corona. Hasilnya, pasien yang sakit ringan hingga sedang lebih cepat pulih ketimbang yang tidak mengonsumsi ketiga obat antivirus ini.

Ketiga obat yang dikombinasikan yakni interferon beta-1b untuk mengobati multiple sclerosis, HIV lopinavir-ritonavir, dan ribavirin untuk hepatitis. Profesor di Universitas Hong Kong Kwok-Yung Yuen mengatakan, ini baru temuan awal. “Tetapi penting,” kata dia dikutip dari AFP, Sabtu (9/5).

Penelitian melibatkan 127 pasien dewasa yang terinfeksi virus corona selama dua minggu, mulai dari 10 Februari hingga 20 Maret. Sebanyak 86 di antaranya diberikan kombinasi ketiga obat tersebut. Lalu, 41 pasien lainnya diberikan lopinavir-ritonavir.

(Baca: Kementan Luncurkan Antivirus Corona Berbahan Eucalyptus)

Pengobatan rata-rata lima hari setelah gejala terlihat. Semua pasien dinyatakan menerima perawatan standar, termasuk terapi oksigen.

Para peneliti kemudian mengukur berapa lama hasil tes swab negatif Covid-19. Hasilnya, pasien yang mengonsumsi ketiga obat ini, rata-rata sembuh dari virus corona selama tujuh hari.

Sedangkan pasien yang tidak mengonsumsi ketiga obat ini rerata dinyatakan negatif setelah 12 hari dirawat. “Ini signifikan (lebih cepat),” kata Yuen.

Ketiga obat tersebut dinilai bisa mengurangi gejala Covid-19 dalam empat hari. Juga lebih cepat dibanding yang tidak mengonsumsi, rerata delapan hari perawatan.

"Percobaan kami menunjukkan bahwa pengobatan dini Covid-19 untuk gejala ringan hingga sedang, dengan kombinasi tiga kombinasi obat antivirus, dapat dengan cepat menekan jumlah virus dalam tubuh pasien," kata Yuen.

(Baca: Raksasa Farmasi AS Pfizer Mulai Uji Coba Kandidat Vaksin Virus Corona)

Sejauh ini, para peneliti menilai kombinasi ketiga obat tersebut aman bagi pasien. "Ini meringankan gejala, dan mengurangi risiko tertular bagi petugas kesehatan dengan mengurangi durasi dan jumlah pelepasan virus,” ujar dia.

Hanya, ada batasan-batasan yang diterapkan. Misalnya, pasien yang dirawat lebih dari tujuh hari setelah timbulnya gejala, tidak diberi interferon. Sebab, dikhawatirkan akan  menyebabkan peradangan.

Dari 127 pasien yang diteliti, 34 diberikan kombinasi lopinavir-ritonavir dan ribavirin. Sedangkan 17 orang lainnya masuk kelompok kontrol.

Hasilnya, pasien dari kedua kelompok tersebut membutuhkan waktu yang sama untuk menghilangkan virus corona dari tubuh mereka. "Studi klinis di masa depan tentang terapi antivirus ganda, interferon beta-1b sebagai tulang punggung diperlukan," demikian dikutip dari penelitian tersebut.

Para peneliti Hong Kong itu pun berencana melakukan penelitian skala besar untuk menguji coba ketiga obat tersebut terhadap pasien kritis. (Baca: WHO Bakal Gaet Trump untuk Perbanyak Antivirus Corona, Remdesivir)