Resesi ekonomi Singapura pada kuartal II ternyata lebih dalam dari perkiraan semula. Data yang diperbarui Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menunjukkan ekonomi negeri Jiran ini minus 42,9% dibandingkan kuartal I, lebih buruk dibandingkan angka sebelumnya yang minus 41,2%.
Dibanding periode yang sama tahun lalu, produk domestik bruto negara itu terkontraksi 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni. Ini lebih buruk dari data sebelumnya yang terkontraksi 12,6% secara tahunan.
Sebagian besar ekonomi Singapura ditutup pada awal April karena negara itu memasuki penguncian sebagian, ang oleh pemerintah disebut "pemutus sirkuit" untuk memperlambat penyebaran virus corona. Beberapa pembatasan telah dilonggarkan mulai awal Juni, memungkinkan sebagian besar ekonomi dibuka kembali.
"Penurunan PDB disebabkan oleh langkah-langkah Circuit Breaker (CB) yang diterapkan dari 7 April hingga 1 Juni 2020 untuk memperlambat penyebaran COVID-19 di Singapura, serta permintaan eksternal yang lemah di tengah penurunan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi Covid19. ," Kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Di Singapura, ada lebih dari 55.000 infeksi yang dikonfirmasi dan 27 kematian terkait dengan virus itu, menurut data kementerian kesehatan. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi telah pulih, dengan 5.656 kasus masih "aktif" hingga Senin, kata kementerian kesehatan.
Penguncian parsial menghentikan hampir semua aktivitas konstruksi di kuartal kedua, mengakibatkan sektor tersebut jatuh 59,3% seara tahunan di kuartal kedua. Wabah di antara pekerja migran yang tinggal di asrama, banyak di antaranya bekerja di konstruksi, menambah pelemahan pada sektor tersebut
Lingkungan ekonomi eksternal yang lemah, membebani sektor-sektor seperti transportasi dan penyimpanan, serta perdagangan grosir. Pembukaan kembali perbatasan internasional secara diperkirakn memulihkan perekonomian tetapi lebih lambat dari prediksi semula.
Sektor yang bergantung pada pekerja asing yang tinggal di asrama membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk melanjutkan aktivitas. Para pekerja tersebut menyumbang lebih dari 90% kasus terkonfirmasi kumulatif Singapura.
"Masih ada ketidakpastian yang signifikan tentang bagaimana situasi Covid-19 akan berkembang di kuartal-kuartal mendatang, dan sejalan dengan itu, lintasan pemulihan ekonomi baik di ekonomi global maupun domestik."