Studi: Orang dengan Demensia Berisiko Tinggi Terpapar Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Willy Kurniawan/WSJ/cf
Penulis: Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
13/2/2021, 09.47 WIB

Sebuah penelitian yang dilakukan Case Western University mengungkapkan, penderita demensia berisiko tinggi terpapar virus Covid-19. Demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

Case Western University melakukan penelitian kepada 61.7 juta warga dewasa Amerika Serikat. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa risiko terpapar Covid-19 bagi orang dengan demensia (ODD) dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami demensia.

Studi yang dilakukan Case Western University itu telah dipublikasikan dalam Alzheimer & Dementia: The Journal of the Alzheimer’s Association. Studi tersebut juga menyebut, ODD kemungkinan besar harus dirawat di rumah sakit atau meninggal apabila terinfeksi Covid-19.

Berdasarkan studi tersebut, responden yang berisiko masuk rumah sakit sekitar 25 persen. Namun, jumlah itu meningkat menjadi hampir 59 persen bagi orang dengan demensia.

Angka kematian orang dengan demensia yang terkena Covid-19 juga lebih tinggi dibandingkan dengan nondemensia. Studi itu menyebut, tingkat kematian nondemensia adalah 5 persen sedangkan ODD mencapai 20 persen.

“Pasien dengan demensia sangat rentan terinfeksi Covid-19 dan apabila terinfeksi maka risikonya juga lebih besar dibandingkan dengan pasien nondemensia,” kata Pamela Davis, profesor ilmu medis di Case Western University yang terlibat dalam penelitian tersebut, seperti dilansir laman USAToday, Kamis (11/2/2021).

Tahun lalu, London School of Economics dan University College of London membuat penelitian tentang demensia dan Covid-19. Studi tersebut mengungkapkan, orang dengan demensia menyumbang seperempat kematian akibat Covid-19 di Inggris dan Wales.

Sementara secara umum, data menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen dari total kematian pasien virus corona di fasilitas perawatan atau panti jompo terjadi pada pasien demensia.

Penelitian tersebut mengamati angka kematian orang dengan demensia (ODD) melalui laporan yang diperbarui secara berkala di sembilan negara. Menurut studi ini, 25 persen kematian terkait Covid-19 di Inggris dan Wales terjadi pada pasien demensia, 31 persen di Skotlandia dan 19 persen di Italia.

Usia merupakan faktor risiko terbesar untuk demensia dan kelompok lanjut usia diketahui juga termasuk kelompok yang paling berisiko terinfeksi virus corona. Data menunjukkan 86 persen dari total kematian di antaranya adalah orang berusia di atas 65 tahun.

Pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tidak terkecuali orang dengan demensia. Perlakuan yang salah terhadap ODD dapat memperparah kondisi kejiwaan.

Sebuah penelitian besar dari Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa satu dari lima penyintas Covid-19 berisiko lebih tinggi terkena penyakit mental, seperti kecemasan dan depresi.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry ini juga menunjukkan bahwa penyintas Covid-19 berisiko mengalami demensia, penurunan fungsi otak. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat, termasuk lebih dari 62.000 orang yang menderita Covid-19.

Peneliti menemukan bahwa 20 persen dari mereka yang terinfeksi virus corona didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari, atau sekitar dua kali lebih mungkin dibandingkan kelompok pasien lain dengan penyakit lain dalam rentang waktu yang sama.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan