Dua Serangan Bom Guncang Bandara Kabul, 60 Orang & 13 Tentara AS Tewas

ANTARA FOTO/Staff Sgt. Brandon Cribelar/U.S. Marine Corps/Handout?via REUTERS/AWW/djo
Warga yang dievakuasi dari Afganistan menaiki pesawat militer dari Kabul, Afghanistan dalam foto yang diambil pada Kamis (19/8/2021), di lokasi tak disebutkan dan dirilis pada Jumat (20/8/2021). ANTARA FOTO/Staff Sgt. Brandon Cribelar/U.S. Marine Corps/Handout?via REUTERS/AWW/djo.Ledakan bom terjadi di dekat bandara Kabul pada Kamis (26/8) di tengaj proses evakuasi
Penulis: Maesaroh
27/8/2021, 07.55 WIB

Dua serangan bom terjadi di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, Kamis (26/8). Serangan  tersebut menewaskan setidaknya 60 warga sipil serta 13 tentara Amerika Serikat (AS) yang tengah melakukan misi evakuasi.

Korban jiwa dipastikan akan terus bertambah mengingat banyaknya warga yang mengalami luka parah. Serangan bom memakan banyak korban jiwa karena terjadi di tengah lautan manusia yang menunggu proses evakuasi untuk keluar dari Afganistan.

Reuters melaporkan serangan bom pertama terjadi di Abbey Gate, yang dijadikan titik awal evakuasi oleh tentara AS dan koalisinya. Beberapa menit setelah bom pertama meledak, guncangan bom juga terjadi di Hotel Baron yang terletak sekitar 200 meter dari Abbey Gate.  Guncangan bom di Abbey Gate diikuti oleh serangan tembakan dari sejumlah pria bersenjata ISIS yang berada di sekitar bandara.

"Untuk sesaat, saya pikir gendang telinga saya meledak karena saya kehilangan pendengaran. Saya melihat begitu banyak tubuh dan potongan tubuh melayang di udara seperti tas plastik yang diterbangkan angin tornado. Ledakan telah mengubah air di kanal (bandara) menjadi tumpahan darah," tutur seorang warga Afganistan di pokasi kejadian, seprti dikutip Reuters.
Baca Juga

AS Berjanji Membalas
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih mengutuk keras  serangan bom di bandara Kabul. Biden juga berjanji akan menuntaskan misi evakuasi ribuan warga AS di sana meskipun ada kemungkinan serangan berikutnya terjadi. Dia juga menegaskan AS akan mengejar pelaku serangan dan dia sudah memperintahkan Pentagon untuk merencanakan serangan balik kepada ISIS, kelompok yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan.
"Kami harus menyelesaikan misi evakuasi dan kami pastikan kami akan melakukannya. Kami tidak akan memaafkan (insiden ini). Kami akan memburu kalian dan memastikan kalian akan membayar apa yang telah kalian lakukan," tutur Biden, seperti dikutip Reuters.

Saat ini, sekitar 5.800 tentara AS tengah melakukan misi evakuasi di bandara Kabul. Diperkirakan sudah ada 104.000 warga sipil yang sudah meninggalkan Afganistan termasuk 66.000 warga AS setelah kelompok Taliban mengambil alih pemerintahan negara tersebut pada 15 Agustus lalu. Sekitar 1.000 warga AS diperkirakan masih berada di Afganistan. Sesuai deadline, tentara AS akan menarik pasukan pada 31 Agustus mendatang dan mengakhiri 20 tahun keberadaan mereka di Afganistan.

Seorang marinir AS menenangkan bayi saat mereka menunggu si ibu saat evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Afganistan, Sabtu (ANTARA FOTO/U.S. Marine Corps/Lance Cpl. Nicholas Guevara/Handout via REUTERS/rwa/cfo)



Kepala Pusat Komando AS, Jenderal Kenneth McKenzie, bersumpah jika militer AS akan membalas serangan bom yang menewaskan 13 tentaranya. Insiden serangan yang terjadi pada Kamis (26/8) merupakan insiden pertama yang menewaskan tentara AS selama 18 bulan terakhir. Serangan pada Kamis lalu juga menjadi insiden tunggal dengan korban jkiwa tentara AS paling banyak setelah tragedi penembakan helikopter AS pada tahun 2011 silam.

"Jika kami bisa menemukan siapa yang ada di belakang (serangan, kami akan mengejar mereka. Kami mempertahankan hak kami untuk melawan ISIS di Afganistan. Kami bekerja dengan sangat keras untuk menemukan siapa saja yang terkait dengan serangan pengecut ini dan kami siap untuk mengambil tindakan terhadap mereka," tutur McKenzie, seperti dikutip Al Arabiya.

McKenzie mengatakan tentara AS bersiap mengadapi lebih banyak serangan di hari-hari ke depan, termasuk serangan roket yang mentargetklan warga yang tengah evakuasi ataupun tentara AS yang membantu evakuasi.
"Kami yakini mereka ingin melanjutkan serangan ini dengan serangan berikutnya. Kami pastikan bahwa kami sudah bersiap untuk semuanya," ujar McKenzie
Saat ditanya apakah kelompok Taliban membiarkan serangan dua bom di dekat bandara, McKenzie mengatakan kemungkinan itu kecil terjadi. "Tiak ada satupun yang meyakinkan saya bahwa mereka (Taliban) membiarkan ini terjadi,"katanya,

 Kelompok ISIS Mengaku Bertanggungjawab
Berbicara melalui media mereka Amaq, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom. Namun, ISIS tidak menjelaskan lebih rinci mengenai lokasi serangan bom tersebut. Dilansir dari the Guardian, pelaku pengeboman kemungkinan adalah afiliasi ISIS yakni ISIS-Khorasan (ISIS-K). Khorasan merupakan wilayah historis pada masa Persia Kuno yang kini merujuk pada Pakistan, Iran, Afghanistan, serta Asia Tengah. Kelompok ISIS-K dibentuk oleh anggota Taliban cabang Pakistan sekitar enam tahun lalu.

Guardian melaporkan bahwa Amaq news agency sudah menyiarkan insiden serangan melalui jaringan Telegram. Mereka menyebut salah satu anggotanya, Abdul Rahman al-Logari, menjadi martir dalam operasi di bandara Kabul.
Pada hari Minggu (22/8), penasehat keamanan AS, Jake Sulivan, mengatakan ada ancaman yang "akut", dan "persisten" dari kelompok ISIS-K untuk mengganggu misi evakuasi.