Pertemuan pejabat AS dan Taliban adalah yang pertama kali sejak AS meninggalkan Afganistan Agustus lalu. AS tetap menegaskan mereka tidak mengakui pemerintahan Taliban.
Di bawah Taliban, rencana Lima untuk melanjutkan pendidikan tinggal angan-angan. Berharap dunia internasional menekan pemerintah Afganistan untuk memenuhi hak-hak rakyatnya.
Taliban tidak mengizinkan remaja perempuan untuk mengenyam pendidikan di sekolah menengah. Namun, mereka masih mengizinkan anak perempuan untuk belajar di sekolah dasar.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Sabtu (11/9) malam, mengatakan bahwa Taliban berbohong dan Prancis tidak akan menjalin hubungan apapun dengan pemerintahan yang baru terbentuk.
Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Abdul Baqi Haqqani, menegaskan kaum perempuan Afghanistan bisa terus sekolah hingga tingkat perguruan tinggi bahkan tingkat pasca-sarjana.