Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Ukraina, yang saat ini masih dilanda konlfik akibat serangan pasukan Rusia.
Tindakan ini merupakan respons atas permintaan yang diajukan Ukraina ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Jadi beberapa kali Ukraina sudah meminta kita untuk memberikan bantuan kemanusiaan, terutama dalam bentuk pangan," jelas Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (6/4).
Menurut Menlu, kebutuhan pangan di Ukraina semakin meningkat karena persediaan makanan mereka terus menipis. Sementara perang yang terjadi telah menyebabkan 4,2 juta orang mengungsi keluar Ukraina, dan 6,5 juta menjadi pengungsi domestik.
"Pada saat terjadi krisis kemanusiaan maka Indonesia berusaha untuk berkontribusi, hal yang sama kita lakukan di Myanmar, di Palestina sudah pasti, di Afganistan, terus kemudian sekarang ada di Ukraina," ucap Retno.
Menlu juga menjelaskan bagaimana sikap Indonesia mengenai konflik ini. Sebab Ukraina dan Rusia memiliki hubungan yang dekat dengan Indonesia.
Pada beberapa kali kesempatan komunikasi dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina maupun Menteri Luar Negeri Rusia, Retno menegaskan konsistensi Indonesia dalam menjunjung kedaulatan dan integritas wilayah.
"Perang harus segera dihentikan," tegas Retno.
Konsistensi itu pula yang menjadi dasar Indonesia dalam mendukung dua resolusi saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
"Indonesia selalu konsisten, ini ditunjukan Indonesia memilih yes terhadap resolusi Aggression Against Ukraine pada 2 Maret, dan resolusi Humanitarian Consequences of the Aggression Against Ukraine pada 24 Maret 2022," jelas Retno.
Terkait perang di Ukraina, Indonesia berharap proses perundingan di antara kedua pihak yang bertikai dapat diintensifkan, untuk mencari jalan penyelesaian damai. Kemudian, gencatan senjata diperlukan agar bantuan kemanusiaan dapat segera disalurkan.