Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres menilai, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berperan penting sebagai jembatan untuk menghadapi tantangan dunia.
Tantangan yang dimaksud mencakup perubahan iklim, krisis multisektor, serta perpecahan geopolitik yang menimbulkan konflik baru serta mempersulit proses penyelesaian konflik sebelumnya.
Pernyataan ini disampaikan saat melakukan Konferensi Pers di Media Center G-20, Bali International Convention Center (BICC), Senin, (14/11).
Guterres menjelaskan, dalam isu perubahan iklim, berdasarkan pembahasan dalam pertemuan tahunan COP 27, sulit untuk memenuhi upaya menahan peningkatan suhu global sebanyak 1,5 derajat.
Untuk itu, menurut Guterres, diperlukan pendekatan baru melalui pakta kolaborasi antara negara maju dan berkembang di mana negara G20 bertanggung jawab terhadap 80% emisi global.
Menyangkut isu tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG), menurut Guterres, perlu didorong adopsi paket stimulus pembangunan yang menyediakan investasi dan likuiditas untuk pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan energi terbarukan.
"Isu krisis pangan dan energi juga perlu segera diupayakan pengentasan kelaparan via Black Sea Grain Initiatives dan kemudahan akses pangan dan pupuk asal Rusia ke pasar global," ujarnya.
Terkait isu krisis energi, lanjut Guterres, tidak ada pilihan selain mendorong transisi pemanfaatan energi terbarukan dan menjaga ketersediaan akses internet dengan mewujudkan konektivitas global. Hal itu bisa dilakukan melalui langkah nyata untuk memastikan pola hidup melalui pemanfaatan energi terbarukan dan dalam perdamaian.
“Indonesia berperan dalam membenahi ekonomi dan keuangan global yang tidak setara dan mengakibatkan pendistribusian sumber daya yang tidak merata, terutama dalam masa pandemi," katanya.
Selain itu, Indonesia juga berperan dalam memberi kesempatan yang sama bagi negara berkembang untuk berkontribusi dalam isu perubahan iklim.
Menurut dia, saat ini Indonesia memperlihatkan kapasitas luar biasa dalam upaya menyatukan pihak yang berseteru, mempromosikan dialog, dan mencoba mencari solusi nyata di tengah situasi sulit ketika pemisahan geopolitik sangat nyata.