Setidaknya 40 orang tewas dalam kecelakaan pesawat jatuh di Nepal, Minggu (15/1). Pesawat maskapai penerbangan domestik, Yeti Airlines, jatuh di Pokhara, Nepal.
Sebuah video yang beredar di media sosial Twitter menunjukkan kepulan asap hitam tebal dari pesawat yang jatuh dengan kerumunan orang, termasuk petugas penyelamat, berkumpul di sekitar puing-puing pesawat.
Petugas penyelamat harus menjelajahi lokasi kecelakaan yang berada di lereng bukit. “Operasi penyelamatan sedang berlangsung,” kata juru bicara otoritas penerbangan sipil Nepal, Jagannath Niroula, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu juru bicara maskapai Yeti Airlines Sudarshan Bartaula mengungkapkan bahwa pesawat yang jatuh adalah pesawat bermesin ganda ATR 72 yang telah berusia 15 tahun. Pesawat membawa 72 orang, termasuk dua bayi, empat anggota awak dan 10 warga negara asing.
Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, ini merupakan kecelakaan paling mematikan di Nepal sejak 1992 ketika Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu.
ATR 72 adalah pesawat turboprop bermesin ganda yang banyak digunakan dan diproduksi oleh perusahaan patungan Airbus dan Leonardo Italia. Menurut situs resmi Yeti Airlines, maskapai tersebut memiliki armada enam pesawat ATR 72-500.
Kecelakaan udara bukan hal yang jarang terjadi di Nepal, yang merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, karena cuaca dapat berubah secara tiba-tiba dan menimbulkan kondisi berbahaya.
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal telah mengadakan rapat kabinet darurat setelah kecelakaan pesawat ini terjadi.