Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Sekjen PBB Minta Pemimpin ASEAN Cegah Krisis Iklim Bertambah Buruk

ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Afriadi Hikmal/aww.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada KTT ASEAN-PBB di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
7/9/2023, 13.44 WIB

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta para pemimpin ASEAN mengambil langkah untuk menangani memburuknya iklim. PBB juga mewaspadai perang, konflik, meningkatnya kemiskinan, hingga melebarnya kesenjangan global.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, kerja sama yang lebih besar sangat dibutuhkan dalam menghadapi krisis iklim. Dia menyebut bulan Juni, Juli, dan Agustus 2023 merupakan periode tiga bulan terpanas yang pernah tercatat.

"Para pemimpin harus meningkatkan upayanya sekarang demi solusi iklim. Kita masih bisa menghindari dampak terburuk," kata Guterres dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9). 

PBB telah menyerukan seluruh negara untuk melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi. Negara kaya diharapkan memobilisasi sumber daya keuangan dan teknis sebagai upaya mendukung negara-negara berkembang untuk mencapai net zero.

Dirinya memberi catatan posiitif Indonesia dan Vietnam sebagai negara ASEAN dengan rencana besar untuk transisi energi dan mencari kemitraan demi pendanaan ramah lingkungan.

"Hal ini penting untuk membuka peluang pengurangan emisi melalui energi terbarukan dan menumbuhkan ekonomi hijau," katanya.

Guterres juga mengatakan dunia perlu mereformasi arsitektur keuangan global untuk lebih responsif terhadap kebutuhan negara-negara berkembang. Dia menilai saat ini memerlukan gerakan Bretton Woods yang baru.

Sebagai informasi, sistem Bretton Woods merupakan usaha Amerika Serikat dalam bidang perekonomian yang dibentuk atas dasar tidak adanya regulasi yang jelas mengenai sistem moneter internasional.

"Perlu membentuk mekanisme kerja yang tepat untuk mendukung penangguhan pembayaran, jangka waktu pembayaran yang lebih lama, dan tarif yang lebih rendah di banyak negara berkembang," ujarnya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData