Israel kembali mengebom Gaza pada Sabtu dini hari (20/10), setelah Hamas membebaskan dua sandera warga Amerika.
Kedua sandera yang dimaksud yakni Judith Tai Raanan, 59 tahun dan putrinya Natalie, 17 tahun. Keduanya termasuk dalam sekitar 200 orang yang diculik ketika serangan lintas-batas berlangsung pada 7 Oktober di Israel selatan.
Berdasarkan gambar yang diperoleh Reuters, kedua sandera itu diapit oleh tiga tentara Israel. Keduanya berpegangan tangan dengan Gal Hirsch, koordinator Israel untuk para tawanan dan hilang.
"Dia terdengar sangat, sangat baik, sangat bahagia," kata ayah Natalie yakni Uri Raanan kepada Reuters melalui telepon, Sabtu (21/10).
Judith dan Natalie tercatat menjadi sandera pertama yang dikonfirmasi oleh Israel dan Hamas untuk dibebaskan sejak konflik.
Namun Israel kembali mengebom Gaza setelah kedua sandera dibebaskan. Pengeboman dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk berjuang sampai menang.
“Dua korban penculikan berada di rumah. Kami tidak menyerah dalam upaya memulangkan semua orang yang diculik dan hilang,” kata Netanyahu dalam pernyataan pers, dikutip dari Reuters, Sabtu (21/10).
“Pada saat yang sama, kami akan terus berjuang hingga meraih kemenangan," Netanyahu menambahkan.
Sementara juru bicara Hamas Abu Ubaida mengatakan, para sandera dibebaskan karena alasan kemanusiaan. Ini juga sebagai tanggapan atas upaya mediasi dengan Qatar.
Media Palestina mengatakan pesawat Israel menyerang enam rumah di utara Gaza pada Sabtu malam, sehingga menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai puluhan lainnya.
Sementara militer Israel melaporkan ada serangan roket baru dari Gaza ke perbatasan Israel selatan sebelum fajar.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, serangan udara dan rudal balasan Israel menewaskan sedikitnya 4.137 warga, termasuk ratusan anak-anak. Lebih dari satu juta dari 2,3 juta orang di Gaza mengungsi.
Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perbatasan berpagar di sekitar pesisir pantai untuk melakukan invasi darat yang direncanakan dengan tujuan memusnahkan Hamas.
"Kami akan menggulingkan organisasi Hamas. Kami akan menghancurkan infrastruktur militer dan pemerintahannya. Ini fase yang tidak mudah. Ada konsekuensinya," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant kepada komite parlemen.