Mesir, Iran, Arab Saudi, UEA, dan Etiopia Gabung BRICS

123RF.com
BRICS, sebuah platform utama untuk pasar negara-negara berkembang, menyambut lima anggota baru: Mesir, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Etiopia.
Penulis: Hari Widowati
3/1/2024, 14.04 WIB

BRICS, sebuah platform utama untuk pasar negara-negara berkembang, menyambut lima anggota baru: Mesir, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Etiopia.

Keanggotaan mereka mulai berlaku pada 1 Januari 2024, menandai ekspansi yang signifikan untuk blok yang awalnya didirikan oleh Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

Daily News Egypt melaporkan perluasan BRICS ini terjadi setelah banyaknya permintaan keanggotaan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mencerminkan semakin pentingnya dan semakin berpengaruhnya kelompok BRICS. KTT Johannesburg pada Agustus 2023 secara resmi mengundang lima anggota baru untuk bergabung. Undangan ini merupakan pengakuan BRICS terhadap potensi ekonomi dan posisi strategis mereka di wilayah masing-masing.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengambil alih kepemimpinan bergilir BRICS pada tahun 2024, telah menekankan komitmen kelompok ini untuk memperkuat multilateralisme demi pembangunan dan keamanan global yang adil. Rusia berencana untuk menjadi tuan rumah lebih dari 200 agenda politik, ekonomi, dan sosial di 10 kota sepanjang tahun ini. Pertemuan puncak BRICS akan berlangsung di Kazan pada Oktober mendatang.

Putin juga menyatakan keyakinannya bahwa kegiatan BRICS akan memberikan dampak positif pada sistem internasional. Ia menilai semakin banyak negara yang mencari alternatif dari "tatanan berbasis aturan" yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Negara-negara tersebut lebih memilih untuk dipandu oleh kepentingan mereka sendiri dan kepentingan mitra-mitra mereka. Hal ini akan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembangunan bersama.

Tujuan-tujuan ini ditegaskan kembali oleh Putin dalam konferensi pers akhir tahun lalu. Ia berjanji untuk mengimplementasikan keputusan-keputusan yang dibuat di KTT Johannesburg secara efektif, termasuk yang terkait dengan perluasan keanggotaan BRICS.

Penambahan lima anggota baru ini secara signifikan meningkatkan pengaruh ekonomi dan politik BRICS yang mewakili populasi gabungan lebih dari 2,5 miliar jiwa dan Produk Domestik Bruto (PDB) kolektif lebih dari US$16 triliun. Namun, masih harus dilihat bagaimana BRICS yang diperluas ini akan membentuk dinamika ekonomi dan politik global di tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bahwa semua menteri luar negeri BRICS telah melakukan pendekatan untuk mengajak Indonesia bergabung sebagai anggota BRICS. Hal itu diungkapkan Retno dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Ajakan tersebut telah dibicarakan di internal pemerintah tetapi pemerintah masih menimbang untung rugi jika bergabung dengan BRICS. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga hadir dalam KTT Johannesburg di Afrika Selatan dan mendorong kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota BRICS.

Namun, pada akhir KTT Johannesburg diumumkan ada enam negara yang bakal menjadi anggota baru BRICS, yakni Arab Saudi, Argentina, Etiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Dari keenam negara tersebut, Argentina batal masuk karena saat ini tengah menghadapi krisis ekonomi.