Rumah Sakit di Korsel Chaos Efek Ribuan Dokter Mogok Kerja dan Resign

ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/HP/dj
Ilustrasi.
Penulis: Yuliawati
22/2/2024, 14.27 WIB

Ribuan dokter magang di Seoul, Korea Selatan (Korsel) menggelar aksi mogok kerja selama tiga hari. Akibatnya, rumah-rumah sakit umum besar di Seoul dan sekitarnya kesulitan dalam menangani pasien.

Aksi mogok kerja tersebut sebagai protes atas rencana pemerintah yang bakal meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Para dokter menentang rencana pemerintah yang berencana meningkatkan kuota masuk sekolah kedokteran sebesar 2.000 kursi. Perbedaan sikap ini menguat setelah muncul surat perintah penangkapan bagi mereka yang mempelopori pengunduran diri kolektif dokter magang dan dokter residen secara nasional.

Sejauh ini, 8.816 dokter peserta pelatihan, atau 71,2 persen dari semua dokter junior, telah mengajukan pengunduran diri. Dari jumlah itu, sebanyak 7.813 telah meninggalkan tempat kerja mereka.

Wakil Menteri Kesehatan Kedua Park Min-soo mengatakan pemerintah Korsel memerintahkan 6.228 dokter magang untuk kembali bekerja.

Pengunduran diri kolektif dokter junior memicu kekhawatiran "kekosongan layanan perawatan kesehatan". Berdasarkan sumber Yonhap di kalangan medis, lima RS memangkas layanan ruang operasi hingga 50 persen dari kapasitas.

Rumah sakit tersebut di antaranya Rumah Sakit Severance di Seoul tengah. Adapun Rumah Sakit St. Mary dan Asan Medical Center di Seoul selatan dan timur, masing - masing mengurangi kapasitas operasi mereka sebesar 30 persen.

Meski pemerintah Korsel sudah memerintahkan para dokter kembali bekerja, dokter magang tidak menunjukkan tanda-tanda mundur.

Dalam sebuah pernyataan, Asosiasi Residen Magang Korea, sebuah organisasi besar dokter peserta pelatihan, menuntut pemerintah menarik rencana untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Reporter: Antara