WHO Sebut Serangan Israel ke Rafah Bisa Jadi Bencana Kemanusiaan

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pandangan saat pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Ira Guslina Sufa
2/5/2024, 11.31 WIB

“Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu,” kata Tedros di platform media sosial X.

Tedros juga mendesak semua pihak yang memiliki kewenangan untuk mengupayakan gencatan senjata secara maksimal. Ia menilai rencana serangan ke Rafah akan memberi dampak buruk pada kemanusiaan. 

Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah akan menyerang Rafah, meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana “dengan atau tanpa perjanjian”.

Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.

Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur. Sebanyak 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB.

Reporter: Antara