Pemilik sekaligus CEO Tesla, Elon Musk, mengatakan tak akan meluncurkan Tesla Model Y teranyar tahun ini. "Tidak ada penyegaran Model Y yang dirilis tahun ini," tulis dia dalam X, Jumat (8/6/2024).
Ia menambahkan, Tesla terus meningkatkan kualitas dan keandalan mobil-mobil keluaran Tesla. "Bahkan mobil yang enam bulan lebih baru akan menjadi lebih baik," kata dia dalam cuitannya.
Cuitannya ini sekaligus untuk menangkis keraguan pasar yang menganggap Tesla tak semenarik pesaing-pesaingnya karena dianggap terlalu lama memperbarui model-model keluarannya. Jika dibandingkan dengan pesaingnya dari Cina, Tesla juga kalah dari segi harga yang lebih mahal ketimbang mobil keluaran Cina.
Mengutip Reuters, untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, pengiriman global Tesla turun pada kuartal pertama 2024. Sepanjang Januari hingga Maret 2024, Tesla menjual 386.810 kendaraan di seluruh dunia, turun 9% dari periode sama tahun lalu sebanyak 423 ribu unit kendaraan.
Menurut Tesla, penutupan ini disebabkan serangkaian peristiwa yang menyebabkan adanya gangguan produksi, mulai dari penutupan pabrik karena keterlambatan pengiriman suku cadang akibat gangguan di Laut Merah, hingga adanya kebakaran di pabrik di Jerman. Ditambah lagi, pertumbuhan di pasar Tiongkok, yang menjadi pasar kedua terbesar Tesla, melambat. Saham Tesla ikut anjlok 28% hingga pertengahan tahun ini.
Tesla telah meramalkan adanya penurunan penjualan pada 2024 ini dan berbagai perlambatan lainnya. Beberapa aksi yang telah dilakukan antara lain menurunkan harga kendaraan untuk beberapa model, termasuk model Y yang diturunkan sebesar US$ 1 ribu. Penurunan harga tersebut diprediksi akan menggerus keuntungan Tesla untuk beberapa tahun mendatang.
Namun, mengutip Reuters, Tesla menyatakan saat ini justru tengah mengalami gelombang pertumbuhan besar, antara lain pengembangan global Model 3 dan Model Y Tesla. Selain itu, Tesla juga menyebutkan tengah mengembangkan kendaraan baru yang lebih kecil dan lebih murah, di samping perombakan produksi Model Y dengan target produksi pada 2024 ini.
Persoalan Paket Gaji Elon Musk
Di tengah berbagai persoalan yang mendera Tesla, persoalan paket gaji Elon Musk mengemuka. Pencairan paket gaji sebesar US$ 56 miliar -- yang terbesar yang pernah diberikan kepada eksekutif di perusahaan terdaftar di Amerika Serikat -- ditolak sebagian pemegang saham Tesla.
Nilai yang diberikan pada 2018 itu tidak berdasarkan kinerja riil Tesla, melainkan berdasarkan target nilai saham, proyeksi pendapatan, dan profitabilitas Tesla. Pada Januari lalu, Pengadilan Delaware, Amerika Serikat, membatalkan pengaturan gaji tersebut dengan alasan total remunerasi yang diberikan sebagai jumlah yang tidak dapat diukur. Pengadilan juga mempertanyakan apakah nilai tersebut diperlukan untuk mempertahankannya sebagai kepala eksekutif dan mencapai tujuan perusahaan.
Sovereign Wealth Fund Norwegia yang merupakan pemegang saham terbesar kedelapan merupakan salah satu pemegang saham yang menentang pengaturan gaji tersebut. Norges Bank Investment Management (NBIM), operator SWF Norwegia pada Sabtu (8/6/2024), menyebutkan siap menentang Tesla dalam pencarian paket gaji tersebut dalam perundingan bersama Tesla pekan depan.
NBIM menyebutkan SWF Norwegia sangat mengapresiasi dan menghargai kepemimpinan Musk sejak 2018. "Namun kami tetap khawatir mengenai besaran total penghargaan, struktur pemicu kinerja, dilusi, dan kurangnya mitigasi risiko orang-orang penting," kata NBIM dikutip dari Reuters. NBIM mengatakan siap melakukan dialog konstruktif dengan Tesla mengenai topik tersebut dan topik lainnya.
Sementara itu, Tesla disebut-sebut tidak siap menjalankan keputusan pengadilan. "Elon Musk belum dibayar atas pekerjaannya untuk Tesla selama enam tahun terakhir, yang telah membantu menghasilkan pertumbuhan signifikan," kata Robyn Denholm salah satu petinggi Tesla pada April lalu. Ia menambahkan, "Pada dasarnya keputusan itu tidak adil dan tidak konsisten dengan keinginan pemegang saham yang memberikan suaranya."