Pertama di Asia Tenggara, Thailand Segera Akui Pernikahan Sesama Jenis

ANTARA FOTO/REUTERS/Soe Zeya Tun/aww/cf
Jess Labares dari Filipina berpose saat pertunjukan terakhir kontes kecantikan transgender Miss International Queen 2020 di Pattaya, Thailand, Sabtu (7/3/2020).
Penulis: Happy Fajrian
18/6/2024, 16.55 WIB

Senat Thailand meloloskan rancangan undang-undang kesetaraan pernikahan yang akan membuka jalan bagi negara itu untuk menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis.

RUU tersebut muncul setelah lebih dari dua dekade upaya dari para aktivis dan politisi, setelah rancangan sebelumnya tidak mencapai parlemen. Dengan dukungan dari hampir semua anggota parlemen di majelis tinggi, undang-undang tersebut selanjutnya membutuhkan persetujuan kerajaan.

Undang-undang tersebut akan mulai berlaku 120 hari setelah dipublikasikan dalam lembaran negara kerajaan. Para pendukung LGBT menyebut langkah tersebut sebagai langkah maju yang monumental, karena Thailand akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memberlakukan undang-undang kesetaraan pernikahan dan yang ketiga di Asia, setelah Nepal dan Taiwan.

“Kami sangat bangga membuat sejarah," kata Plaifah Kyoka Shodladd, anggota komite parlemen tentang pernikahan sesama jenis seperti dikutip Reuters, Selasa (18/6). “Hari ini cinta mengalahkan prasangka. Setelah berjuang selama lebih dari 20 tahun, hari ini kita dapat mengatakan bahwa negara ini memiliki kesetaraan pernikahan.”

Reuters melaporkan bahwa para anggota parlemen dan aktivis terlihat merayakan di gedung parlemen Thailand, melambaikan bendera pelangi dan tersenyum, dengan beberapa mengangkat tangan mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap komunitas LGBT.

Thailand, salah satu tujuan wisata paling populer di Asia, sudah dikenal dengan budaya dan toleransi LGBT yang semarak. Pada awal Juni, ribuan orang yang bersuka ria dan aktivis berparade di jalan-jalan Bangkok dan bergabung dengan Perdana Menteri Srettha Thavisin, yang mengenakan kemeja pelangi untuk merayakan Pride Month.

“Ini akan menggarisbawahi kepemimpinan Thailand di kawasan ini dalam mempromosikan hak asasi manusia dan kesetaraan gender,” kata Komisi Masyarakat Sipil untuk kesetaraan pernikahan, aktivis, dan pasangan LGBTQI dalam sebuah pernyataan.