PM Papua Nugini Terima Kasih Indonesia Beri Bantuan Longsor Rp 17 M

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt.
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Perdana Menteri Papua Nugini James Marape (kiri) memberikan keterangan kepada media usai melakukan pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (15/7/2024).
15/7/2024, 15.07 WIB

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan kemanusiaan tanah longsor yang menimpa Provinsi Enga, Papua Nugini pada 24 Mei lalu. Ucapan terima kasih disampaikan Marape langsung pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin (15/7).

"Saya tahu ada tanah longsor yang menutupi 28 orang di Sulawesi, tetapi Indonesia dapat mengirimkan banyak bantuan ke Port Moresby untuk tanah longsor yang menutupi seluruh desa," kata Marape dalam konferensi pers.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi berharap dapat mempererat tali persaudaraan antara Indonesia dan Papua Nugini. Ia berharap hubungan antarkedua negara bisa terjalin dengan baik. 

Bencana tanah longsong yang menimpa Papua Nugini pada 24 Mei lalu menelan korban tewas sekitar 670 orang dan 1.250 orang mengungsi. Menurut pengecekan yang dilakukan oleh KBRI Port Moresby, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa ini.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengirimkan bantuan berupa alat kesehatan dan bantuan logistik senilai kurang lebih Rp 17,9 miliar. Bantuan berasal dari dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Bantuan yang diterbangkan ke Bandara Jackson di Port Moresby berupa berupa barang logistik seperti tenda pengungsi, tenda keluarga, dan paket sembako. Juga ada makanan siap saji, mie instan, beras dan air mineral

Paket bantuan itu juga mencakup hygiene kit, sleeping pad/matras, genset 5KVA/portable, lampu solar, peralatan masak, obat-obatan, dan selimut. Selain itu juga ditambah paket bantuan obat-obatan, bantuan makanan tambahan ibu hamil balita, bantuan obat-obatan malaria, bantuan hygiene kit dan water purifier dari Kementerian Kesehatan.

Pada momen tersebut, Jokowi juga mengumumkan inisiatif Indonesia yang telah mengekspor aliran listrik ke wilayah Wutung, sebuah kota kecil di Provinsi Sandaun, Papua Nugini. Pengiriman listrik tersebut dialirkan dari jaringan setrum milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di kota Skouw, Jayapura, Papua. 

Skouw dan Wutung merupakan dua daerah yang terletak di perbatasan antara Papua, Indonesia dengan Papua Nugini. "Terkait pembangunan jaringan listrik oleh PLN di perbatasan Skouw-Wutung dapat saya disampaikan bahwa kerja sama ini dimulai hari ini dan listrik sudah menyala di Wutung pada hari ini," kata Jokowi.

James Marape mengapresiasi dukungan Indonesia atas penyaluran listrik di wilayah perbatasan tersebut. Dia berharap, Papua Nugini dapat lebih banyak mengakses tenaga listrik dari Jayapura di masa depan. "Saya ingin mengucapkan terima kasih atas tenaga listrik yang ada di Wutung," kata Marape pada kesempatan yang sama.

PT PLN telah menyepakati kerja sama dengan PNG Power Ltd (PPL) pada 10 Agustus 2023 silam. PLN mengatakan proyek pasokan listrik ke perbatasan Papua Nugini dapat segera terwujud.

PLN memiliki jaringan distribusi 20 kilovolt (kV) yang mengalirkan listrik dari pembangkit listrik di Holtekamp ke perbatasan Skouw. Secara keseluruhan Sistem Jayapura memiliki Daya Mampu 149,87 mega watt (MW).

Saat ini tercatat, beban puncak Jayapura mencapai 96,56 MW, dengan cadangan daya atau reserve margin sebesar 55,2 MW atau 53,31% Sedangkan di Papua Nugini saat ini memiliki kapasitas listrik terpasang kumulatif sebesar 1,2 gigawatt (GW).



Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu