Iran Perketat Keamanan Ali Khamenei Usai Kematian Pemimpin Hizbullah

ANTARA FOTO/REUTERS/Official Khamenei Website/Handout /HP/dj
S. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan ceramah virtual, pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad, di Teheran, Iran, Selasa (3/11/2020).
30/9/2024, 11.59 WIB

Iran memperketat keamanan usai kematian pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah. Pemimpin tertinggi negara tersebut, Ayatollah Ali Khamenei telah dibawa ke lokasi yang aman di tengah pengetatan keamanan.

Dikutip dari Reuters pada Senin (30/9), langkah ini dilakukan Iran di tengah rangkaian serangan Israel ke kelompok Hizbullah di Lebanon. Hizbullah merupakan sekutu Iran yang paling dilengkapi senjata di wilayah Timur Tengah.

Dua pejabat regional yang diberi pengarahan oleh Teheran mengatakan bahwa Khamenei telah dipindahkan ke lokasi yang aman. Iran juga berkoordinasi dengan Hizbullah dan proksi lainnya untuk mengambil langkah usai kematian Hasan Nasrallah.

Selain menewaskan Nasrallah, serangan Israel pada hari Jumat (27/9) di Beirut menewaskan wakil komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan. Komandan Garda Revolusi lainnya juga tewas sejak Perang Gaza meletus tahun lalu.

Khamenei mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (28/9) malam, usai kematian Nasrallah. Ia mengatakan nasib Timur Tengah akan ditentukan kuatnya perlawanan.

"Darah martir tidak akan luput dari pembalasan," katanya dalam pernyataan terpisah.

Serangan udara Israel ke Lebanon (Youtube Associated Press)

Kematian Nasrallah merupakan pukulan telak bagi Iran. Ini karena Hizbullah merupakan sekutu berpengaruh yang dikenal sebagai 'Poros Perlawanan'. Selain Hizbullah, sekutu lainnya adalah Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, serta milisi di Irak.

Hamas telah berperang dengan Israel selama hampir setahun, sejak para pejuangnya menyerbu Israel pada 7 Oktober. Sedangkan Houthi telah meluncurkan rudal ke Israel dan ke kapal-kapal yang berlayar di Teluk Aden dan Laut Merah.

Sedangkan Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak di perbatasan Lebanon selama Perang Gaza. Mereka berulang kali mengatakan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.

Bulan ini, Korps Garda Revolusi, penjaga ideologis Republik Islam, telah memerintahkan semua anggotanya untuk berhenti menggunakan semua jenis perangkat komunikasi. Ini setelah setelah ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan Hizbullah meledak.