Daftar Negara Akui Palestina Jelang Sidang Umum PBB: Inggris hingga Portugal

ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/WSJ/dj
Pengamat Tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour berbicara dalam rapat dewan keamanan mengenai situasi terkini di Timur Tengah dan Palestina, di kantor pusat PBB di New York, Amerika Serikat, Senin (8/8/2022).
22/9/2025, 14.14 WIB

Jumlah negara yang mendukung kemerdekaan Palestina kian bertambah seiring mendekati Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 23 September mendatang.

Sejumlah negara-negara Barat kini menyampaikan sikap mengakui Palestina. Beberapa negara tersebut adalah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal secara serentak pada Minggu (21/9).

Bertambahnya dukungan dari empat negara itu membuat jumlah pengakuan terhadap Negara Palestina mencapai 151 dari 193 anggota PBB, atau sekitar 78% dari keseluruhan anggota.

Sikap empat negara tersebut dilatarbelakangi kekecewaan terhadap berlarutnya konflik bersenjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Dukungan tersebut diharap dapat mendorong tercapainya two state solution atau solusi dua negara sebagai opsi jalan damai.

Reuters melaporkan, langkah Inggris ini memiliki makna simbolis tersendiri karena negara tersebut berperan besar dalam lahirnya Israel sebagai negara modern setelah Perang Dunia II. Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer menilai situasi krisis kemanusiaan di Gaza sudah berada di titik paling kritis.

"Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui Negara Palestina," kata Keir Starmer.

Starmer juga menganggap Israel bertanggung jawab terhadap pengeboman yang terus berlangsung dan bahkan semakin intens dalam beberapa minggu terakhir.

"Pengeboman yang terus-menerus dan terus meningkat oleh pemerintah Israel di Gaza, serangan yang dilakukan beberapa minggu terakhir, serta kelaparan dan kehancuran yang terjadi benar-benar tak tertahankan,” ujarnya.

Di sisi lain, PM Israel Benjamin Netanyahu mengecam langkah pengakuan negara Palestina. Netanyahu menuduh para negara yang mengakui kedaulatan Palestina sebagai upaya memberi hadiah bagi aksi terorisme.

"Saya punya pesan yang jelas kepada para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan 7 Oktober 2023, kalian memberi imbalan besar kepada terorisme," kata Netanyahu.

Ia juga menolak segala proposal yang berkaitan dengan solusi dua negara. Netanyahu menegaskan tidak akan pernah mengizinkan berdirinya Negara Palestina yang berdaulat.

"Dan saya punya pesan lain untuk kalian: Itu tidak akan terjadi. Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu