Herpes adalah infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Penyakit ini termasuk infeksi virus yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau kontak intim. Virus herpes menyebar dari kulit dan/atau lendir dari satu orang ke orang lain.
Terdapat dua jenis penyakit herpes, yaitu HSV-1 dan HSV-2. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kedua virus dapat menginfeksi area yang sama. Bahkan, herpes dapat menginfeksi bagian tubuh lainnya, seperti jari dan mata. Setelah seseorang terinfeksi HSV-1 atau HSV-2, virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidup.
Selama berada di dalam tubuh, sistem kekebalan menekan virus sehingga tidak aktif, tetapi masih ada di saraf jauh di dalam kulit. Meski sistem kekebalan kuat, virus herpes berpotensi bereproduksi dan aktif lagi.
Dirangkum dari publikasi MIT Medical, University of California Berkeley, Cornell Health, dan American Academy of Dermatology Association, berikut penjelasan cara mengobati herpes.
Cara Mengobati Herpes
Saat ini belum ada obat yang menyembuhkan penyakit herpes sepenuhnya. Penanganan penyakit herpes dilakukan dengan obat antivirus untuk meredakan gejala. Cara mengobati herpes dilakukan dengan mengonsumsi obat antivirus dari resep dokter, antara lain:
- Asiklovir (Zovirax).
- Famsiklovir (Famvir).
- Valasiklovir (Valtrex).
Ketiga obat tersebut tersedia dalam bentuk pil.
Herpes tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan penggunaan obat antivirus. Obat tersebut membantu mempercepat pengurangan gejala, mengurangi keparahannya, dan membantu mengurangi kemungkinan untuk kambuh.
Lakukan konsultasi dengan dokter tentang obat antivirus yang tepat. Obat nyeri juga sering dibutuhkan selama terkena penyakit herpes. Beberapa pereda nyeri yang sering digunakan meliputi analgesik seperti asetaminofen dan ibuprofen.
Dokter akan membimbing pasien melalui seluruh proses dan membuat rencana perawatan yang mencakup identifikasi gejala, pencegahan, dan rekomendasi pengobatan.
Gejala Penyakit Herpes
Gejala penyakit herpes tergantung pada jenis virus herpes yang menginfeksi dan bagian tubuh mana yang terkena. Banyak orang dengan HSV-1 atau HSV-2 tidak mengalami gejala apapun selama terkena penyakit.
Dengan infeksi tanpa gejala, seseorang tanpa sadar menyebarkan virus ke orang lain. Gejala penyakit herpes HSV-1 dan HSV-2 biasanya terlihat sama. Perbedaan utamanya yaitu infeksi HSV-2 di area genital kemungkinan besar dapat kambuh, dibandingkan infeksi HSV-1.
Gejala penyakit herpes di mulut yaitu:
- Rasa nyeri, terbakar, kesemutan, atau gatal pada bibir atau mulut.
- Luka dingin di bibir, di sekitar, atau di dalam mulut. Awalnya, luka ini mungkin terlihat seperti bisul dangkal yang kemudian mengeras. Tanpa pengobatan, luka akan berlangsung beberapa hari hingga minggu sebelum sembuh dengan sendirinya.
Adapun gejala penyakit herpes genital dapat meliputi:
- Rasa nyeri, terbakar, kesemutan, atau gatal pada atau di sekitar alat kelamin, pantat, atau paha bagian dalam.
- Lepuh kecil pada atau di sekitar penis, vagina, atau anus yang biasanya pecah dan membentuk koreng kecil sebelum sembuh dalam beberapa hari.
- Sensasi terbakar saat buang air kecil jika luka berada di dekat uretra (lubang di mana urin keluar dari tubuh).
Kebanyakan penderita herpes genital tidak memiliki lesi atau mengalami gejala. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki herpes genital hingga tes darah menunjukkan bahwa mereka memiliki antibodi terhadap virus.
Studi menunjukkan bahwa memiliki penderita herpes genital lebih berisiko tertular HIV, yaitu virus yang menyebabkan AIDS. Hal ini dikarenakan herpes menyebabkan luka terbuka pada alat kelamin, sehingga memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh.
Beberapa hal yang dapat memicu kambuhnya penyakit herpes yaitu:
- Stres.
- Penyakit.
- Demam.
- Paparan sinar matahari.
- Periode menstruasi.
- Operasi.
Diagnosis Penyakit Herpes
Diagnosis penyakit herpes dilakukan oleh dokter untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi HSV-1 atau HSV-2. Diagnosis dilakukan dengan melakukan analisis laboratorium menggunakan sampel dari luka herpes.
Tetapi, tidak semua orang dengan herpes memiliki gejala. Oleh sebab itu, dokter mungkin menggunakan tes darah yang dapat mendeteksi antibodi terhadap virus herpes. Tes darah dapat menunjukkan apakah seseorang mengidap penyakit herpes.
Tes darah juga menentukan jenis virus HSV-1 atau HSV-2. Namun, tes darah tidak dapat memberitahu bagian tubuh mana yang akan terkena virus.