Menilik Penyebab Anxiety Disorder yang Tidak Disadari

Katadata
Ilustrasi anxiety disorder atau gangguan kecemasan.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
27/10/2022, 14.45 WIB

Anxiety disorder merupakan gangguan kecemasan atau suasana perasaan seperti depresi. Anxiety disorder sedikit memiliki persamaan dengan depresi, dan apabila tidak segera diatasi maka berpotensi memburuk seiring berjalannya waktu.

Dilansir dari sehatq.com, gejala anxiety antara lain perasaan gugup, panik dan takut, hingga detak jantung yang cepat. Sebenarnya normal saat seseorang memiliki kecemasan.

Namun, jika gangguan kecemasan melampaui rasa gugup biasa dan ketakutan berlebihan dari waktu ke waktu, maka hal ini perlu diwaspadai.

Penyebab Anxiety Disorder

Rasa cemas dan takut yang dirasakan saat mengalami anxiety disorder dapat membuat penderitanya mengalami reaksi fisik (seperti berkeringat secara berlebihan, sesak napas, dan sebagainya) dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sayangnya, penyebab dari ganguan kecemasan belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang mungkin dapat menjadi penyebab anxiety disorder, antara lain:

1. Genetik dan Biologis

Anxiety disorder bisa jadi diturunkan dalam keluarga. Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami kondisi serupa, peluang untuk mengalami anxiety disorder lebih besar.

Selain genetik, kemungkinan penyebab lainnya adalah, karena ketidakseimbangan hormon atau sinyal otak yang tidak teratur.

2. Kondisi Medis Tertentu

Terkadang anxiety disorder merupakan gejala dari kondisi medis tertentu. Beberapa kondisi medis yang dapat menjadi pemicunya adalah diabetes, gangguan tiroid, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dan masih banyak lagi.

3. Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab anxiety disorder. Selain itu, penggunaan narkotika dan alkohol juga dapat menyebabkan dan memperparah gangguan kecemasan.

4. Trauma dan Stres

Individu yang pernah mengalami trauma, dilecehkan, atau menyaksikan kejadian traumatis di masa kecilnya rentan mengalami gangguan kecemasan. Stres yang berat dan berkepanjangan juga dapat menjadi penyebab anxiety disorder.

5. Faktor Jenis Kelamin

Mengutip Healthline, faktor jenis kelamin juga bisa menjadi penyebab anxiety disorder. Wanita dipercaya lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan dibandingkan pria.

6. Jenis Kepribadian

Penyebab anxiety disorder selanjutnya ialah jenis kepribadian seseorang. Orang-orang yang lebih sibuk, suka tegang, dan memiliki kepribadian tipe kepribadian yang lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan.

Gejala Anxiety Disorder

Gejala anxiety disorder cukup beragam. Hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan pengidapnya, baik secara fisik maupun psikis. Berikut adalah gejala yang bisa muncul saat mengalami gangguan kecemasan:

  • Merasa selalu tegang
  • Merasa cemas secara terus menerus, bahkan untuk hal yang sepele
  • Merasa mual dan ingin muntah
  • Merasa sakit perut
  • Merasa uring-uringan
  • Merasa resah dan tidak bisa tenang
  • Merasa takut tanpa alasan yang jelas
  • Merasa sulit konsentrasi
  • Merasa sakit kepala
  • Detak jantung berdetak lebih cepat
  • Keluar keringat yang berlebihan
  • Badan gemetar
  • Otot di sekujur tubuh terasa tegang
  • Menjadi mudah terkejut
  • Napas menjadi pendek
  • Nyeri dada
  • Kesulitan berinteraksi dengan orang lain
  • Mengalami serangan panik

Pada beberapa kasus, gangguan kecemasan dapat memengaruhi jam tidur karena insomnia yang dialami. Rasa cemas adalah hal yang wajar terjadi pada semua orang. Namun, apabila hal ini terjadi secara berlebihan, efeknya bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, bahkan pada pergaulan dan lingkungan sekitar.

Cara Mengatasi Anxiety Disorder

Ada beragam tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasii gangguan kecemasan. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi, konsumsi obat-obatan, atau kombinasi antara kedua pengobatan tersebut.

Berikut ini beberapa cara mengatasi anxiety disorder:

1. Psikoterapi

Bertemu dengan profesional mungkin bisa jadi salah satu pertimbangan untuk mengatasi anxiety disorder. Kegiatan ini umumnya akan melibatkan diskusi tentang pikiran, perasaan, dan perilaku untuk membantu menentukan diagnosis dan memeriksa komplikasi terkait anxiety disorder.

Gangguan kecemasan sering terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau penyalahgunaan zat tertantu dapat membuat diagnosis menjadi lebih sulit. Terapi perilaku kognitif adalah bentuk psikoterapi yang paling efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan.

Umumnya pengobatan jangka pendek ini berfokus pada pengajaran keterampilan khusus untuk memperbaiki gejala anxiety disorder dan secara bertahap kembali ke aktivitas yang telah dihindari karena kecemasan.

2. Obat

Beberapa jenis obat juga digunakan oleh dokter untuk membantu meredakan gejala kecemasan. Hal ini tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dialami dan apakah memiliki masalah kesehatan mental atau fisik lainnya.

Beberapa obat-obatan untuk anxiety disorder diantaranya adalah antidepresan dan obat anti kecemasan yang disebut buspirone mungkin diresepkan oleh dokter.

Dalam keadaan tertentu, dokter mungkin akan meresepkan obat lain, seperti obat penenang (benzodiazepin) atau beta blocker.

Obat-obatan ini kerap diresepkan oleh dokter untuk menghilangkan gejala kecemasan jangka pendek dan tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam jangka panjang.

3. Manajemen Stres

Gunakan manajemen stres dan teknik relaksasi. Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh teknik relaksasi yang dapat meredakan kecemasan.

Jika gangguan kecemasan muncul, penderita anxiety disorder dapat mengatur pernapasan dan berhitung satu sampai 10, atau bahkan 20, hingga menjadi lebih rileks.