Masyarakat mungkin kesulitan untuk mendapatkan masker yang dapat digunakan sebagai salah satu alat pencegahan Covid-19. Saat ini, ada beberapa jenis masker yang dijual di pasaran. Di antaranya, masker kain, masker bedah, masker N95 hingga facepiece respirator atau masker seluruh muka.
Di antara jenis masker tadi, masker kain relative lebih mudah diperoleh. Namun, kita perlu mengetahui karakter penggunaan master kain ini.
Dokter Spesialis Paru RS Umum Pusat Persahabatan Erlina Burhan menyampaikan bahwa masker kain dapat digunakan oleh masyarakat yang sehat, di tempat umm maupun fasilitas lain. Namun, ia mengingatkan bahwa mereka yang memakai masker kain tetap harus menjaga jarak.
“Tetap menjaga jarak 1 sampai 2 meter. Kenapa? Karena masker kain ini tidak bisa memproteksi masuknya partikel dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis,” kata Erlina di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4).
(Baca: Kasus Positif Corona RI Melonjak jadi 1.677 Orang, 157 Meninggal Dunia)
Ia mengatakan bahwa tenaga medis tidak disarankan penggunaan masker kain karena 40 – 90% partikel halus masih dapat menembusnya.
Selain itu, masyarakat perlu mengetahui bahwa masker kain tidak mampu untuk melindungi aerosol (partikel padat) atau partikel yang ada di udara (airborne). “Jadi untuk mencegah keluarnya droplet dari batuk atau bersin, kalau droplet-nya besar bisa, tapi kalau droplet-nya kecil tidak bisa,” ujar Erlina.
Keuntungan masker kain yaitu penggunaan yang dapat berulang. Tapi, pengguna perlu mencuci untuk pemakaian berikutnya. “Dicuci dengan deterjen dan bila perlu memakai air panas, karena deterjen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus,” ujarnya.
Menyikapi situasi saat ini, Erlina mengatakan bahwa masker, khususnya jenis bedah, sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan dan orang-orang yang sakit. Sedangkan bagi masyarakat, masker kain dapat digunakan sebagai alternatif.
(Baca: Kriteria dan Larangan dalam Pembatasan Sosial Skala Besar Covid-19)
Dokter Erlina juga mengingatkan cara penggunaan masker yang tepat, yaitu menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Kemudian saat melepaskan, pengguna dianjurkan untuk memegang bagian talinya, bukan maskernya. “Dan tetap harus mencuci tangan,” katanya.