Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono mengatakan, sudah ada 208 orang pasien positif corona yang dirawat di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Jumlah tersebut berdasarkan data sejak hari pertama Wisma Atlet dibuka sebagai rumah sakit darurat penanganan Covid-19 yakni per 24 Maret 2020 hingga pagi tadi.
“Sampai dengan saat ini pasien yang sudah diterima di rumah sakit (Wisma Atlet) total ada 208 pasien,” kata Eko di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (26/3).
(Baca: Positif Corona RI Tambah 105 Kasus Jadi 790 Orang, Meninggal 58 Orang)
Secara rinci, dia menyebut 74 pasien telah dirawat di Wisma Atlet pada 24 Maret 2020 dan tambahan 104 pasien per Rabu (25/3) kemarin. Jumlah pasien di Wisma Atlet kembali bertambah 30 orang pagi ini. Sehingga totalnya per pagi ini sudah ada 208 pasien.
Eko mengatakan, Wisma Atlet awalnya didesain untuk menampung pasien Covid-19 yang berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Alasannya potensi pasien positif corona terbanyak berasal dari berbagai wilayah tersebut.
Dia menyebut, berdasarkan skenario terburuk, akan ada 6 ribu hingga 8 ribu orang yang bakal terjangkit corona di Jakarta. Saat ini, ada 472 orang yang telah dinyatakan positif corona di Ibu Kota.
(Baca: Ada 424 Orang Terinfeksi Virus Corona di Jakarta, Terbanyak di RI)
Meski begitu, Wisma Atlet menurutnya tetap menerima pasien yang berasal dari berbagai wilayah lainnya di Indonesia. “Pada kenyataannya di hari pertama saja ada pasien yang datang dari Surabaya dan Semarang, tapi tetap kami akan terima,” kata Eko.
Wisma Atlet saat ini disebut memiliki daya tampung hingga 3 ribu pasien. Yang mana, 1.700 pasien akan ditampung di Tower 7 Wisma Atlet. Sementara, 1.300 pasien bakal dirawat di Tower 6 Wisma Atlet.
"Jika bertambah buruk bisa akan kami gunakan tower berikutnya yaitu Tower 4 dan 5,” katanya.
(Baca: Fungsi Strategis Alat Pelindung Petugas Medis di Tengah Pandemi Corona)
Dari sisi penanganan pasien corona, dia menyebut Wisma Atlet berbeda dengan sejumlah rumah sakit lain. Di Wisma Atlet, sistem pelayanan dilakukan secara self handling dan visit video call.
Eko menyebut pasien juga akan melakukan karantina mandiri. Kemudian, akan ada limitasi kontak antara pasien dengan petugas kesehatan di Wisma Atlet.
“Apabila kondisi pasien semkain berat, maka akan dibawa ke rumah sakit rujukan. Sudah ada beberapa pasien yang datang kemudian setelah diperiksa karena berat kembali kita rujuk ke rumah sakit lain,” ujarnya.