Bos WHO Telepon Jokowi, Sepakati Kerja Sama Tangani Corona

TWITTER @WHO
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus saat mengumumkan penetapan darurat kesehatan global atas wabah virus corona, di Jenewa, Swiss, Kamis (30/1).
14/3/2020, 11.20 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melakukan kontak telepon dengan Presiden Joko Widodo, membahas tentang langkah penanganan virus corona. Ini dilakukan di tengah peningkatan temuan kasus corona di dalam negeri.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Tedros melalui akun Twitter resminya @DrTedros. “Perbincangan telepon yang sangat baik dengan Presiden Indonesia Jokowi. Saya berterima kasih kepadanya untuk leadership pemerintah dalam menahan dan mempersiapkan sistem kesehatan dan sektor lainnya guna merespons Covid-19,” tulis dia, Jumat (13/3) malam.

Dalam pembicaraa tersebut, ia juga menyatakan bahwa dirinya sepakat untuk meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam penanganan infeksi virus corona atau Covid-19. “Saya memastikan kepadanya tentang kesiapan WHO untuk mendukung.”

(Baca: Video: Cara 4 Negara Mengunci Diri dari Pandemi Corona)

Sebelumnya, katadata.co.id menerima salinan surat dari Tedros untuk Presiden Joko Widodo terkait penanganan corona. Dalam surat tertanggal 10 Maret 2020 tersebut, ia menyatakan bahwa untuk memerangi virus, setiap negara harus melakukan pengukuran yang masif guna memperlambat transmisi dan menahan penyebarannya.

Di wilayah yang tengah terjadi transmisi lokal yang tak terdeteksi, WHO merekomendasikan untuk melakukan beberapa langkah segera, di antaranya “Meningkatkan mekanisme respons darurat, termasuk deklarasi darurat nasional,” demikian tertulis dalam surat tersebut.

Rekomendasi lainnya, mengedukasi dan berkomunikasi secara aktif dengan publik melalui mekanisme komunikasi yang aman; meningkatkan upaya penemuan kasus, penelusuran kontak, pengawasan, karantina, dan isolasi.

Selanjutnya, memperluas pengawasan Covid-19 dengan menggunakan sistem pengawasan penyakit pernapasan yang ada dan pengawasan berbasis rumah sakit; membangun laboratorium yang cukup dan terpusat sehingga memungkinkan tim untuk mengidentifikasi transmisi dalam kluster-kluster sehingga bisa mengambil langkah segera.

“(Langkah segera ini) termasuk melakukan tes tidak hanya terhadap kasus yang memiliki hubungan langsung dengan orang yan positif corona, tapi juga semua yang menderita penyaki seperti influenza dan penyakit pernapasan akut,” demikian tertulis.

(Baca: Jokowi Tambah 227 Rumah Sakit Rujukan Penanganan Virus Corona)

Rekomendasi terakhir, mengintensifkan penyebaran informasi untuk menjaga kesehatan publik, termasuk menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika seputar pernapasan dan jarak sosialisasi.

Tedros menyatakan akan sangat mengapresiasi dukungan penuh Jokowi untuk menerapkan rekomendasi WHO tersebut. Sebab, rekomendasi tersebut merupakan paket intervensi di masa kritis yang dibutuhkan guna menyelesaikan masalah virus corona ini sesegera mungkin.

Dalam suratnya, ia pun meminta data detail dari pemerintah Indonesia tentang pendekatan yang diambil dalam pengawasan dan pemeriksaan, identifikasi kontak, penelusuran kontak, serta data lainhya. Data-data tersebut dinilai penting bagi WHO untuk bisa memfasilitasi penilaian risiko global yang lebih komprehensif dan agar bisa berkolaborasi dan berkoordinasi secara efektif dengan otoritas kesehatan negata-negara terdampak.