Lima Fakta Kapal Viking Sun yang Akhirnya Boleh Bersandar di Semarang

ANTARA FOTO/Immanuel Citra Senjaya
Kapal pesiar Viking Sun yang sempat ditolak bersandar di Surabaya dan Semarang akhirnya bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Kamis (5/3). Kapal bersandar untuk mengisi logistik kemudian melanjutkan perjalanan ke Bali.
Penulis: Hari Widowati
6/3/2020, 16.51 WIB

Kapal pesiar Viking Sun akhirnya diizinkan merapat di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat menolak kapal tersebut untuk berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak maupun Pelabuhan Tanjung Emas karena dikhawatirkan terpapar virus corona.

Larangan tersebut dikeluarkan lantaran kapal pesiar tersebut sempat mengunjungi negara yang dijangkiti wabah virus corona (Covid-19), yakni Australia. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebelumnya juga melarang Viking Sun bersandar dan menurunkan penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas. Namun, akhirnya Hendrar mengizinkan kapal tersebut bersandar untuk mengisi logistik.

"Dari syahbandar meminta izin tetap harus bersandar untuk mengisi logistik," kata Hendrar seperti dikutip Antara, Kamis (5/3). Viking Sun pun bersandar pada Kamis petang dan mengisi logistik.

Proses pengisian logistik dilakukan oleh petugas pelabuhan dengan bantuan forklift yang dimasukkan melalui lambung kapal. Setelah selesai mengisi logistik, Viking Sun melego jangkar dan melanjutkan perjalanan ke Bali.

Berikut ini lima fakta tentang kapal pesiar Viking Sun yang kami kumpulkan dari berbagai sumber.

1. Ditolak dua pelabuhan

Pada awalnya, kapal Viking Sun dijadwalkan untuk berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Jumat (6/3). Namun, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menolak kapal tersebut setelah mendapat surat dari Labuan Bajo yang menyebutkan dalam kapal tersebut terdapat dua pasien yang diduga terinfeksi virus corona.

Setelah bersandar di Semarang, perjalanan kapal Viking Sun ke Bali pun tak berjalan lancar. Rencananya untuk merapat ke Pelabuhan Benoa juga ditolak oleh Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, pihaknya mengikuti informasi dari Surabaya dan Semarang yang menunda izin bagi kapal-kapal pesiar yang mengangkut wisatawan dari daerah yang terjangkit virus corona.

Koordinasi untuk membahas kedatangan Viking Sun dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, wali kota Denpasar, CEO PT Pelindo Bali Nusra Wayan Eka Saputra, Sekda Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara, hingga Kadis Kesehatan Provinsi Bali dan Kadis Perhubungan Provinsi Bali.

Rai Mantra mengatakan, saat ini Pelabuhan Benoa sudah melaksanakan standard operating procedure (SOP) untuk mengantisipasi Covid-19. "Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bersama dengan Bapak Gubernur untuk menunda sementara pelaksanaan kunjungan wisatawan melalui jalur laut, yakni di kawasan Pelabuhan Benoa. Ini untuk keselamatan warga kami," ujarnya seperti dikutip Antara, Jumat (6/3).

(Baca: Tiga WNI Awak Diamond Princess Telah Sembuh dari Virus Corona)

2. Mengangkut lebih dari 700 Penumpang

Seperti dilansir Detik.com, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang menyebut kapal pesiar Viking Sun membawa 738 penumpang dan 452 kru kapal. Kapal pesiar berbendera Norwegia itu diketahui berlayar dari Darwin, Australia, kemudian menuju ke Labuan Bajo, setelah itu kapal dijadwalkan menuju Kota Semarang.

Dikutip dari Kompas.com, wisatawan mancanegara yang berada di kapal itu sebagian besar dari Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya. Mereka berencana mengunjungi sejumlah lokasi wisata di Jawa Tengah, seperti Kelenteng Sam Poo Kong, Gereja Blenduk, Museum Lawang Sewu, dan Candi Gedong Songo.

(Baca: Dugaan Virus Corona, Ganjar-Risma Ogah Terima Kapal Pesiar Viking Sun)

3. Tidak ada penumpang yang positif terinfeksi corona

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh KKP kepada seluruh penumpang dan kru kapal Viking Sun, tak ditemukan penumpang maupun awak kapal yang terindikasi Covid-19.

"Ada 15 personel naik kapal periksa seluruh penumpang dan kru dan hasil pemeriksaan tidak ada satupun yang sakit, tidak ada yang demam, dan tidak ada gejala corona, kapal itu aman. Saya sudah laporkan ke Pak Gubernur dan Pak Wali Kota, dan Menteri Kesehatan,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Aryanti, saat dihubungi wartawan, Kamis (5/3).

4. Kapal Viking Sun dilengkapi akomodasi mewah

Kapal pesiar Viking Sun dimiliki oleh Viking Cruises, perusahaan yang mengoperasikan sejumlah kapal pesiar untuk berbagai paket wisata. Berdasarkan informasi di situs perusahaan, Viking Sun yang dibuat pada 2017 ini memiliki fasilitas mewah bak hotel terapung. Viking Sun tergolong kategori kapal pesiar kecil meski mampu menampung 930 penumpang.

Beberapa fasilitas yang dimilikinya adalah restoran, perpustakaan, bar, salon, fitness center, dan spa. Untuk paket perjalanan di Australia dan Asia, harga yang ditawarkan mulai dari US$ 10.999 atau sekitar Rp 157 juta per orang.

(Baca: Antisipasi Corona, Jokowi Bangun Rumah Sakit Khusus di Pulau Galang)

5. Menerapkan screening ketat untuk cegah Covid-19

Melalui situs vikingcruises.com, pengelola kapal pesiar ini juga mengeluarkan pengumuman bagi para tamunya mengenai perkembangan Covid-19. Para tamu yang pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok, Hong Kong atau Makau dalam 14 hari sebelum mengikuti perjalanan dengan kapal Viking, tidak diperkenankan ikut berlayar. Pengelola kapal pesiar juga menerapkan prosedur pemeriksaan (screening) kepada seluruh tamu dan staf, termasuk harus mengisi daftar pertanyaan mengenai kesehatan sebelum menaiki kapal.

Perusahaan menerapkan pembatalan sementara untuk dua kelompok tamu, yakni tamu yang sudah memesan perjalanan sebelum 2 Maret 2020 dan tamu yang melakukan pemesanan baru hingga 30 April 2020. Perusahaan akan mengecualikan biaya pembatalan untuk kedua kelompok tersebut dan menerbitkan voucher yang bisa digunakan untuk mengatur ulang perjalanannya dalam 24 bulan ke depan.

Reporter: Destya Galuh Ramadhani (magang)

Reporter: Antara