Prabowo Jadi Menteri, Lemhanas Sebut Redakan Potensi Konflik

ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019).
Penulis: Antara
Editor: Yuliawati
5/11/2019, 20.04 WIB

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyebutkan potensi konflik perpecahan yang mengancam kerukunan setelah Pemilihan Presiden 2019 mulai mereda dengan bergabungnya kubu yang berseberangan. Konflik mereda setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang sebelumnya menjadi lawan Presiden Joko Widodo menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.  

"Bahkan, tokoh (Prabowo) yang dulu bersaing dalam kontestasi politik, kini bersatu untuk menjalankan pemerintahan," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI Purn Agus Widjojo dalam sambutannya pada Forum Komunikasi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Lemhannas, Jakarta, Selasa (5/11).

(Baca: Amien Rais Dukung Prabowo Jadi Menhan dengan Syarat )

Menurut Agus, pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada 2019 yang berjalan aman dianggap menjadi momentum demokrasi Indonesia yang menuju lebih baik lagi. "Pencapaian demokrasi ini menjadikan Indonesia merupakan negara satu-satunya yang melaksanakan Pemilu secara serentak dengan sukses," kata dia.

Sebelumnya, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai masuknya Prabowo dalam kabinet Jokowi membuat kelompok identitas kehilangan figur politik.

Prabowo selama ini diposisikan sebagai simbol politik, sehingga kelompok ini berjuang habis-habisan agar kemenangan Prabowo menjadi tonggak kebangkitan dan kemenangan politik agama Islam.

(Baca: Sempat Akan Bubar, Projo Kini Sebut Prabowo Patriot Sejati)

"Kelompok ini kehilangan figur dan kesempatan untuk memperkuat jihad politik," kata Ahmad, mengutip dari Antara beberapa waktu lalu.

Menurut dia, dengan bergabungnya Prabowo dalam gerbong kekuasaan Jokowi-Ma'ruf Amin, maka nasib gerbong ini berada di ujung tanduk.

(Baca: Prabowo Pimpin Kementerian Pertahanan dengan Anggaran Terbesar di 2020)