Pasukan Brimob Dikirim ke Fakfak untuk Bantu Pulihkan Keamanan

ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Prajurit Kostrad dari Yon Armed 13 saat tiba di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/8/2019).
Penulis: Yuliawati
21/8/2019, 14.18 WIB

Kepolisian Daerah Papua Barat mengirim personel Brimob ke Fakfak untuk membantu pemulihan keamanan di wilayah tersebut. Keamanan di Papua bergejolak setelah aksi demonstrasi di Fakfak pada hari ini berbuntut kericuhan yang disertai pengrusakan fasilitas umum.

"Memang kami sudah minta bantuan dan akan segara dikirim personel Brimob dari Makassar," kata Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey kepada Antara melalui telepon selularnya, Rabu (21/8).

Mathias mengatakan personel Brimob yang akan dikirim sebanyak 100 personel dan akan ditempatkan di wilayah unjuk rasa.

(Baca: Setelah Manokwari, Dua Daerah di Papua Ikut Bergejolak)

Saat ini aparat TNI dan Polri sudah berada di lokasi guna mengamankan massa. Mathias menyatakan dari laporan terakhir kondisi di Fakfak masih terkendali dan berharap masyarakat dapat menahan diri dengan tidak melakukan tindakan kekerasan.

Massa menggelar demonstrasi di Fakfak sebagai bentuk luapan kecewa atas insiden yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang pada akhir pekan lalu.  Massa yang berkumpul membakar dan merusak fasilitas umum seperti kios yang ada di Pasar Fakfak.

Selain di Fakfak, lebih dari seribu warga awalnya berunjuk rasa di Kabupen Mimika, Timika menyuarakan aspirasi anti-rasisme, terkait insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, hari ini.

(Baca: JK: Anggaran Pembangunan dan Subsidi Papua Capai Rp 100 Triliun)

Unjuk rasa yang semula berjalan damai, tiba-tiba ricuh karena massa yang berkumpul di depan Kantor DPRD Mimika tak kunjung menjumpai Bupati dan Ketua DPRD. Massa yang terprovokasi itu pun melempari batu ke arah gedung. Aparat kepolisan akhirnya memberi tembakan peringatan guna meredakan massa.

Sebelumnya pada Senin (19/8) juga berlangsung demonstrasi yang berujung kerusuhan di di Manokwari dan Sorong. Kerusuhan ini dipicu insiden pengepungan asrama Papua di Malang dan Surabaya pada 16 Agustus.

Kericuhan di Manokwari berhasil diredam sejumlah pihak, setelah beberapa kepala daerah meminta maaf atas insiden yang terjadi kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur. Hingga berita ini diturunkan, situasi Manokwari dan Sorong dikabarkan kondusif dan aktivitas warga kembali normal.

(Baca: Khofifah Minta Maaf, Penyerangan Mahasiswa Papua Tak Mewakili Jatim)