HIPMI Siap Dongkrak Jumlah Pengusaha Baru di Indonesia

Katadata
Penulis: - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
28/6/2019, 22.32 WIB

Jakarta-Calon ketua umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Mardani H. Maming berjanji, jika terpilih akan berusaha meningkatkan jumlah pengusaha. Selain itu, Mardani juga ingin melahirkan konglomerat baru dari HIPMI. “Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha,” katanya. Untuk itu kata dia, para pengusaha muda yang baru memulai usaha  harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah.

 

Menurutnya, salah satu indikator ketangguhan perekonomian nasional sebuah negara dapat dilihat dari rasio jumlah pengusaha dibanding jumlah penduduk. Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio pengusaha 14 persen. Artinya 14 persen penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Namun posisi Indonesia dalam hal rasio jumlah pengusaha masih rendah.

 

Berdasarkan data BPS, jumlah wirausaha UKM di Indonesia naik dari 1,56 persen pada 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada 2016. Kementerian Koperasi dan UKM  yakin akhir 2019 nanti, target 5 persen rasio jumlah pengusaha akan mampu dicapai. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi, agar jumlah ideal pengusaha tercapai.

 

Mardani mengklaim akan membuat HIPMI mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di tanah air terkerek naik. “HIPMI bukan sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi dari sinilah kita persiapkan para gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia dengan program-program yang kita siapkan,” kata Mardani.

 

Mardani  menjelaskan saat ini banyak startup unicorn yang saling bersaing. Namun, mereka lahir bukan dari HIPMI, sementara anggota HIPMI tidak sedikit yang gagal bersaing dalam dunia usaha. “Salah satunya kita berharap dapat melahirkan konglomerat baru yang artinya HIPMI berhasil memberikan dampak terhadap perekonomian Nasional,” ujar Mardani.

 

Mardani juga mengajak calon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa, sehingga perlu diberikan insentif. “Pemerintah harus serius memberikan insentif dan akses permodalan kepada para pelaku ekonomi kreatif yang tidak bankable. Dalam hal ini pemerintah harus hadir di sektor yang sangat strategis ini," katanya.

 

Menurutnya, jika ekonomi kreatif ini dikembangkan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, dan dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi. “Kita tidak boleh kalah dengan negara luar,” kata Mardani. Wakil Bendahara Umum BPP HIPMI ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.

 

 "Selain membuka lapangan pekerjaan, industri ini menciptakan pola pikir pengusaha menjadi kreatif, kompetisi dunia bisnis yang lebih sehat dan meningkatkan inovasi di berbagai sektor. Ke depan, kita akan terus lahirkan dan maju bersama para pelaku ekonomi kreatif di HIPMI,” ujar Mardani. (*)