Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan fasilitas 20 merek streetwear untuk pameran Para-Site di The Space Senayan City pada 23-26 Mei 2019. Hal ini merupakan langkah pemerintah untuk mendorong dan mengembangkan produk busana gaya hidup potensial kepada pasar global.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak menyatakan Para-Site merupakan acara streetwear pertama dan terbesar di Indonesia. Karena itu, acara ini bisa menjadi kesempatan bagi pemilik merek streetwear lokal untuk belajar mengembangkan usaha dari pelaku streetwear internasional yang hadir dalam pengembangan produk.
Joshua mengungkapkan pembangunan citra yang kuat bisa menjadi kampanye pemakaian produk lokal. "Pelaku kreatif di subsektor fesyen, khususnya streetwear, dapat menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik di level nasional maupun internasional sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (15/5).
Dia meminta acara ini bisa kolaborasi dengan e-commerce atau market hub khusus yang menjual produk streetwear sebagai skema pemasaran. Nantinya, Para-Site akan berlanjut ke ajang internasional tahun 2020, seperti Agenda Show di Amerika Serikat, sebagai upaya mempromosikan produk lokal agar dikenal dan mendapat kesempatan bisnis dengan pembeli internasional.
(Baca: Bekraf Gandeng Bank Syariah untuk Modal Industri Fesyen Muslim)
Menurut Joshua, program Para-Site juga bertujuan sebagai lokomotif penggerak untuk menggunakan produk lokal sebagai budaya bangsa. Apalagi, streetwear memiliki kekuatan massa yang sangat besar, cepat, dan reaktif, terutama generasi milenial.
Dia pun berharap streetwear mampu menunjang generasi muda untuk semakin mencintai dan rasa bangga akan produk lokal. Sehingga, kebanggaan untuk produk Tanah Air bakal menular ke sektor-sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, musik, serta yang lainnya.
Bekraf menghadirkan merek streetwear lokal yaitu Elhaus, Shipyard, Racecar, Locale, Perenial Skate Co, Bluesville, Cashless, Failure, Maris, Mass Media Murder, Not For People, Capital, Nindito, Ageless Galaxy, Untold, RSA, Pot Meets Pop, Unitedhart, Yeszy.MFG, serta Libordea. Merek terpilih tersebut merupakan hasil kurasi Bekraf bersama Tim Para-site.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat subsektor fesyen memberi sumbangan ekspor sebanyak 54,54% dari total nilai ekspor US $ 20 miliar pada 2016. Angka tersebut merupakan penyumbang ekspor terbesar di sektor ekonomi kreatif, disusul subsektor kriya sebanyak 39,01% dan kuliner 6,31%.
Ekspor dari sektor ekonomi kreatif memiliki pertumbuhan 3,23% pada 2016. Hal tersebut lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang hanya 0,22%. Sumbangan ekspor ekonomi kreatif ditargetkan terus tumbuh dan diproyeksi naik menjadi US$ 21 miliar pada 2018.
(Baca: Bekraf Bawa 24 Proyek Ikut Program Inkubasi Docs by The Sea di Bali)