Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Moeldoko menyoroti pernyataan Parbowo Subianto soal kecurangan Pilpres 2019. Menurut dia, semestinya Prabowo tak buru-buru mengeluarkan pernyataan semacam itu. Sebab, kecurangan harus dibuktikan.
Ia menjelaskan, Prabowo semestinya melaporkan kepada lembaga yang berwenang seperti Badan Pengawas Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Polisi, Pengadilan Tata Usaha Negara, hingga Mahkamah Konstitusi. "Jangan buru-buru mengatakan ada kecurangan," kata Moeldoko di Jakarta Theater XXI, Jakarta, Rabu (17/4).
Moeldoko lantas mempertanyakan siapa pihak yang dianggap curang oleh Prabowo dalam Pilpres 2019. Sebab, Moeldoko juga mendapat laporan adanya peristiwa yang merugikan kubu Jokowi-Maruf. Meski demikian, pihaknya tidak pernah mengumbar masalah tersebut.
(Baca: Quick Count 7 Lembaga Survei Hampir 100%, Jokowi Ungguli Prabowo 9-11%)
Moeldoko mengatakan TKN selalu berupaya menyelesaikan masalah tersebut melalui mekanisme hukum yang berlaku. "Kami tidak pernah melakukan komplain, provokasi keluar, justru kami redam anak-anak di bawah agar semua ada solusi," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Prabowo mengklaim banyak mendapat laporan atas keganjilan Pilpres 2019. Hal itu salah satunya disebabkan oleh banyaknya surat suara di beberapa TPS yang telah tercoblos pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Maruf.
Prabowo pun menuding ada TPS yang hilang di Palembang. Kemudian, dia menyebut banyak TPS yang terlambat dibuka. Seharusnya, TPS dibuka jam 07.00 WIB. Namun, ada TPS di Batam dan Kepulauan Riau yang baru dibuka pukul 11.00 WIB.
(Baca: Ada Upaya Delegitimasi KPU dan Bawaslu, Publik Diajak Kawal Pemilu)
Lebih lanjut, Prabowo menuding ada pendukungnya yang tidak mendapat undangan untuk mencoblos di TPS. Prabowo juga menyoroti hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei.
Prabowo menilai hasil hitung cepat berbagai lembaga survei hanya untuk membingkai seolah dirinya dan Sandiaga kalah di Pilpres 2019. Padahal, Prabowo mengklaim dirinya telah berhasil mengungguli Jokowi-Ma'ruf dalam exit poll internal.
"Ada upaya dari lembaga survei tertentu yang kami ketahui memang sudah kerja untuk satu pihak, untuk giring opini seolah kami kalah," kata dia.