Kuasai Lahan 6.000 Hektare, Luhut: Ketimbang Minta Jadi Komisaris

ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, ketika meninjau uji coba KIR gratis di Jawa Timur.
28/2/2019, 15.22 WIB


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berkisah soal penguasaan lahan 6.000 hektarenya sejak jadi pengusaha hingga saat ini. Hasil pengusahaan lahan tersebut dinilai lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sebagai pensiunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Hal ini dikatakan Luhut di hadapan para pengusaha yang tergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kamis (28/12). Luhut mengatakan, lebih baik menjadi pengusaha daripada meminta-minta dijadikan komisaris di sebuah perusahaan. "Oke lah buat pensiunan, super cukup. Paling tidak, saya tidak minta-minta jadi komisaris setelah pensiun," kata Luhut.

Ketika Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani bertanya asal mula Luhut terjun ke dunia bisnis, ia mengaku diajak oleh Ical (Aburizal Bakrie). Saat itu dia memerlukan uang setelah diberhentikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari jabatan menteri perindustrian dan perdagangan (menperindag).

Namun, mantan Danjen Kopassus tersebut sempat menolak ajakan Ical lantaran masih ditawari pemerintah menjadi Duta Besar. "Saya pikir Dubes di Amerika Serikat, ternyata di Jepang, saya tolak," ujarnya.

Setelah itu, Luhut mulai melirik sektor energi, pembangkit listrik, dan pertambangan sebagai mata pencahariannya. Uang yang dihasilkan sektor tersebut dapat mensubsidi operasional sekolah yang dimilikinya. "Saya dapat konsesi 15 ribu hektare, sampai sekarang masih punya 6.000 hektare," kata dia.

(Baca: Kuasai Tambang 6000 Hektare, Luhut Tolak Pengumuman Konsesi Lahan)

Batal Jadi KSAD di Era Gus Dur

Luhut juga beranggapan semua yang dilaluinya merupakan misteri hidup. Setelah purnatugas di TNI, ia dipanggil Presiden RI ketiga B.J. Habibie untuk bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Singapura. Padahal, saat itu dia memimpikan untuk pensiun. Namun, tugas tersebut justru membawa keberuntungan di kemudian hari. "Karena banyak jaringan di sana (Singapura) yang membantu saya di kemudian hari," kata dia.

Hal yang sama terjadi setelah tujuh bulan bertugas di Negeri Singa. Luhut dipanggil oleh Presiden RI keempat Gus Dur. Dia berpikir, Gus Dur akan menawarkan jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Ternyata, Gus Dur menawarkan jabatan sipil sebagai menperindag. "Saya kesal juga, dipikir jadi Kasad tapi jadi keset," ungkapnya. Namun di kemudian hari hal ini tidak disesalinya.

Sebelumnya, Luhut mengatakan, ia memiliki lahan tambang batu bara seluas 6.000 hektare di Kalimantan Timur. Namun, ia menolak wacana pengumuman kepemilikan lahan dalam konsesi besar sebagaimana tuntutan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Menurut Luhut, lahan yang dikuasainya merupakan konsesi yang diberikan pemerintah kepada perusahaannya. Ia mengklaim perusahaannya memenuhi kewajiban yang disyaratkan negara untuk bisa menguasai lahan tersebut.

Oleh karena itu, penguasaan lahan tersebut tak perlu dipermasalahkan. "Sepanjang lahan produktif dan memenuhi kewajiban dengan benar, ya enggak ada masalah," kata Luhut.

(Baca: Luhut : Mau Pilih 01 atau 02 Sesukamu, Asal Jangan Sebar Fitnah)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution