Politisi Demokrat Minta Prabowo Pecat Ratna dari Badan Pemenangan

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat sambutan Rapat Kerja Nasional di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Senin (8/5).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
3/10/2018, 20.36 WIB

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta calon presiden dan wakilnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memecat aktivis Ratna Sarumpaet dari Badan Pemenangan Nasional (BPN). Ratna dinilai telah berbohong terkait cerita mengenai penganiayaan terhadap dirinya.

Ferdinand merasa telah menjadi korban dari kebohongan yang dilakukan Ratna. Dia juga dirugikan secara hukum akibat perbuatan tersebut. Sebab, selama ini Ferdinand kerap membela Ratna. “Pembelaan itu murni sebagai empati rasa kemanusiaan,” kata Ferdinand ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (3/10).

Karena itu, dia mengutuk keras perbuatan yang dilakukan Ratna. Dia juga meminta maaf atas sikap pembelaannya selama ini. Bahkan, Ferdinand meminta polisi segera menindak kebohongan Ratna.

Sebelumnya, Ratna mengakui telah merekayasa cerita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan terhadapnya yang terjadi pada 21 September 2018. Kebohongan itu bermula setelah dia menjalankan operasi penyedotan lemak di di pipi kiri dan kanan di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta.

“Ada pembodohan yang saya tidak bisa bayangkan. Saya pulang butuh alasan kenapa memar, saya jawab dipukul orang,” kata Ratna dalam konferensi pers di Jakarta (3/10).

Menurutnya, operasi penyedotan lemak sudah dilakukan 3-4 kali di bawah penanganan dokter langganannya. Rumah sakit tersebut diketahui memiliki spesialisasi untuk memperindah kecantikan dan operasi plastik.

Selama sepekan, Ratna menyebarkan cerita bohong tentang pemukulan dirinya dan terus dia kembangkan karena digali pihak keluarga. “Cerita itu hanya berputar di keluarga saya dan hanya untuk anak saya. Tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Ratna.

Namun, kisah bohong itu menyebar ke media sosial. Pada Selasa (2/10) kemarin beredar fotonya dalam keadaan penuh bengkak dengan keterangan akibat pemukulan. Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini tetap mempertahankan cerita bohong tersebut saat bertemu Prabowo.

Setelah menerima keterangan dari Ratna, Prabowo pun menggelar konferensi pers meminta polisi segera mengusut kasus penganiayaan tersebut.

Ratna pun meminta maaf atas perbuatannya itu kepada semua pihak.  “Yang selama ini mungkin dengan keras saya kritik, dan kali ini berbalik kepada saya. Kali ini saya pencipta hoaks,” ujarnya.