Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hari ini. Pertemuan tersebut akan berlangsung di kediaman SBY, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan.
Wiranto menyatakan pertemuannya dengan SBY terkait jabatannya sebagai menteri yang membidangi urusan politik.
"Saya sebagai pejabat politik di negeri ini harus berkomunikasi dengan semua pimpinan parpol, tokoh parpol," kata Wiranto di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/4).
(Baca juga: Demokrat dan PAN Kompak Bantah Dukung Jokowi di Pilpres 2019)
Wiranto mengatakan komunikasi dengan para pimpinan partai merupakan hal yang penting untuk membangun saling pengertian. Lewat pertemuan, kata Wiranto, akan dapat terjadi kesinambungan pemikiran, ide, dan gagasan.
Dia juga mengatakan, pertemuan para elite politik secara langsung lebih baik daripada berbicara melalui media sosial."Kalau masing-masing tak pernah bertemu, apa jadinya wajah demokrasi kita," kata Wiranto.
Sebelumnya, SBY sempat mencuit melalui akun twitternya @SBYusdhoyono bahwa Selasa (17/4) kemarin merupakan satu tahun sebelum pemungutan suara Pemilu 2019. Dalam cuitannya, SBY berharap agar Pemilu 2019, termasuk Pilpres, dapat berlangsung aman, tertib, jujur, dan adil.
Dia juga berharap bahwa setiap peserta pemilu bertanding secara ksatria."Semoga black campaign dan character assasination tidak menjadi-jadi. Semoga tahun ini tak dipenuhi hoax, hate speech, dan intimidasi," ujarnya di Twitter.
SBY pun berharap agar yang berlaku bukan hukum rimba, di mana yang kuat akan menang dan lemah pasti kalah, tak peduli salah atau benar. Selain itu, SBY berharap agar penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan, dan KPK tidak 'kesurupan' agen-agen politik. Dia juga berharap agar intelijen tidak menjadi alat politik.
"Mari ingatkan sekaligus dukung pemerintah, untuk tetap kelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat, meskipun kita berada di tahun politik," kata SBY.
(Baca juga: Demokrat Keberatan PDIP Serang SBY Atas Penyebutan Puan dan Pramono)