Elektabilitas Golkar yang menguat memunculkan wacana Ketua Umum Airlangga Hartarto berpotensi maju sebagai pendamping Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Fredrich Paulus partainya hingga kini belum pernah memilikirkan mengenai sosok yang akan mendampingi Jokowi.
"Golkar sejak awal Munaslub sudah mencanangkan Jokowi untuk Pilpres 2019, tidak punya wacana mencawapreskan atau mencari wapres dari kami," ujar Lodewijk di DPP Golkar, Jakarta, Kamis (25/1).
Menurut Lodewijk, tidak etis jika Golkar membicarakan mengenai siapa yang akan dipilih untuk menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. "Beliaulah yang nanti menentukan wapresnya siapa," kata Lodewijk.
(Baca: Pamor Golkar Naik, Airlangga Berpotensi Jadi Cawapres untuk Jokowi)
Lodewijk lebih lanjut menyatakan saat ini Airlangga masih berkonsentrasi untuk memenangkan Jokowi pada Pilpres 2019. "Beliau terlalu fokus mendukung Pak Jokowi," kata dia.
Airlangga disebut-sebut memiliki peluang mendampingi Jokowi pada Pemilu 2019. Hal ini mengingat elektabilitas Golkar kini menempati posisi kedua tertinggi di antara partai lainnya.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA yang dilakukan pada periode 7-14 Januari 2017, Golkar memiliki elektabilitas sebesar 15,5%. Angka tersebut menyusul PDIP yang menempati posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 22,2%.
Wakil Ketua Koordinator Bidang Penggalangan Khusus Partai Golkar Rizal Mallarangeng menyatakan hasil survei LSI Denny JA cukup mengejutkan. Apalagi bila dibandingkan dengan elektabilitas Golkar yang sempat merosot hingga tujuh persen saat Setya Novanto masih menjabat ketua umum dan terjerat kasus e-KTP.
“Kami semua berharap dengan wajah baru akan rebound, tetapi yang mengejutkan adalah begitu cepat dan begitu tinggi,” kata Rizal. (Baca: Survei: PDIP, Golkar dan Gerindra Akan Bersaing Ketat di Pileg 2019)
Lodewijk mengatakan Golkar semakin percaya diri mampu memenangkan 60% pemilihan kepala daerah dan meraih 20% suara dalam pemilihan legislatif. Golkar memasang target menambah 19 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dari saat ini 91 menjadi 110 kursi pada 2019.
"Terakhir, kami akan berupaya mensukseskan bapak Jokowi menjadi presiden 2019-2024," kata Lodewijck.