Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence, Kamis (20/4). Dalam pertemuan 45 menit tersebut, Kalla banyak membahas soal hubungan ekonomi kedua negara. Kedua Wakil Presiden juga menyinggung Pilkada DKI yang baru digelar, Rabu kemarin.
Dalam hubungan perdagangan dan investasi, Kalla meminta Pence menjelaskan kebijakan “American First” yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump. “Kami ingin pahami dulu yang mereka maksud dengan American First ini bagi dia, (serta) bagaimana peningkatan hubungan perdagangan dan investasi di negara-negara2 yang lain seperti Indonesia,” kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (20/4).
(Baca juga: Pengusaha Biodiesel Minta Pemerintah Cegah Sanksi Dagang Trump)
Pertemuan ini dihelat usai Pence bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan. Menurut Kalla, AS masih berniat meningkatkan perdagangan serta investasinya di Indonesia dalam kerja sama yang bersifat bilateral dan bukan multilateral seperti Trans Pacific Partnership (TPP).
Hal lain yang juga dibahas adalah tuduhan praktik dumping dari National Biodiesel Board (NBB) Fair Trade Coalition atau Asosiasi Produsen Biodiesel AS terhadap produk olahan Crude Palm Oil (CPO) asal Indonesia. “Jangan ada pihak-pihak yang ingin menganggap kita dumping soal-soal itu, sama sekali tak ada (dumping),” kata Kalla.
(Baca juga: Biodiesel Masuk Radar Dumping Trump, Pemerintah Pasang Kuda-kuda)
Namun, dia mengatakan bahwa beberapa hal seperti perintah eksekutif Presiden Trump untuk menyelidiki negara-negara (termasuk Indonesia) yang membuat AS mengalami defisit perdagangan tidak dibahas. Sebab, menurutnya, kebijakan itu utamanya ditujukan bagi Tiongkok.
Sedangkan soal Freeport tidak disinggung dalam pertemuan tersebut lantaran urusan tersebut dianggap sudah selesai dan hanya perkara detail teknis saja, "Saya katakan itu sudah selesai dan memang itu (Freeport) tidak disinggung," ujarnya.
Sementara soal politik, Kalla sempat menggambarkan kepada Pence bagaimana dalam sebuah kontestasi yang ramah seperti Pilkada DKI diakhiri dengan jabat tangan dan kedamaian. Dia juga mengatakan Pence cukup kagum dengan cara Indonesia sebagai negara yang didominasi penduduk muslim masih dapat berdemokrasi dengan baik. "Mereka sangat kagum dengan cara kita ini," katanya.
(Baca juga: Subsidi BBM Dipersoalkan Trump, Sri Mulyani: Pengaruhnya Banyak)
Sedangkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan Indonesia ingin mendorong investor AS menanamkan modalnya bukan hanya di sektor energi atau pun sumber daya alam lain.
Dirinya berharap AS dapat menanamkan modal di sektor seperti bisnis digital serta teknologi informasi. "Yang kami sesalkan itu investasi di tambang dan migas masih 90 persen," kata Lembong.