Proyek integrasi pembagunan tiga anjungan lepas pantai di Blok West Madura Offshore (WMO) yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terancam molor. Penyebabnya adalah harga minyak dunia yang saat ini masih rendah.
Direktur Utama PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan, melihat harga minyak yang masih rendah maka pengeboran sumur pada proyek tersebut baru bisa terlaksana awal bulan depan. "Saat harga minyak jatuh, semua kami review termasuk kemampuan services-nya," kata dia kepada Katadata, Minggu (20/11). (Baca: Menteri ESDM Setujui Revisi Kontrak Blok WMO)
Proyek EPCI-1 merupakan proyek terintegrasi yang membangun tiga anjungan lepas pantai yaitu PHE-24, PHE-12 dan CPP-2. Proyek ini merupakan bagian dari rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Integrasi-1 yang dimiliki oleh PHE WMO saat ini.
Fasilitas produksi atau CPP2 ini nantinya berfungsi menyalurkan produksi migas dari lapangan PHE-12 dan PHE-24. Saat ini, proses instalasi pembangunan anjungan PHE-24, PHE-12,dan central processing platform (CPP2) sudah di atas 90 persen. Gunung menargetkan, ketiga fasilitas ini dapat terpasang di lepas pantai paling lambat akhir November ini.
Jika target tersebut tercapai, Gunung mengatakan, proyek tersebut akan berproduksi paling cepat awal Januari 2017 atau pada kuartal pertama tahun depan. Awalnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan proyek integrasi tiga anjungan lepas pantai ini bisa berproduksi pada kuartal IV tahun ini.
(Baca: Tahun Ini 13 Proyek Migas Mulai Beroperasi)
Rata-rata produksi proyek ini bisa mencapai 11,7 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas dan 3.100 barel per hari (bph) untuk minyak dan kondensatnya. Puncak produksi gasnya akan tercapai pada Juli 2017, sedangkan puncak produksi minyak dan kondensatnya pada Mei 2017.
Produksi gas dari proyek EPC-1 akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sedangkan hasil produksi minyak dan kondensatnya akan dialokasikan untuk kilang minyak domestik.
Menurut dia, total investasi dari proyek EPC-1 mencapai US$ 300 juta. "Termasuk biaya sunk cost dan development well," kata Gunung. (Baca: Lifting Minyak Tujuh Kontraktor Lebih Rendah dari Target 2016)
Proyek integrasi tersebut diharapkan bisa berkontribusi untuk menahan laju penurunan produksi di Blok WMO. Apalagi, rata-rata laju penurunan produksi alamiah di Blok WMO dalam tiga tahun terakhir mencapai 50-60 persen per tahun.