Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pembangunan fasilitas produksi Lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur akan selesai tahun depan. Target tersebut mundur dari rencana awal operasi bulan ini agar gas bisa mengalir tahun depan.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan saat ini baru hull atau badan kapal yang selesai dibangun di Korea Selatan. Kapal ini memiliki panjang 200 meter, lebar 46 meter, dan tinggi 15 meter. (Baca: Harga Minyak Rendah, Proyek Jangkrik Berjalan Sesuai Jadwal).
Adapun fasilitas untuk produksi di dalam kapal belum rampung. Sehingga saat ini masih dilakukan proses integrasi antara badan kapal dan fasilitas produksi yang dilakukan di Yard Karimun, Riau. ”Sedang diintegrasikan fasilitas produksi ke atas body kapal," kata Muliawan kepada Katadata, Selasa, 11 Oktober 2016.
Menurutnya, setelah selesai diintegrasikan, fasilitas produksi berupa kapal ini akan dikirim ke proyek Jangkrik di Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur. Setelah tiba di lokasi proyek, fasilitas produksi ini akan dikoneksikan dengan sumur-sumur lepas pantai proyek Jangkrik melalui pipa.
Fasilitas produksi ini diharapkan rampung pada tahun depan, sesuai dengan jadwal produksi (onstream) Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East di Blok muara Bakau. "Target mulai dioperasikan di Lapangan Juli 2017," kata Muliawan. (Baca: Fasilitas Rampung, Produksi Lapangan Jangkrik Lebih Cepat dari Target).
Sebelumnya, pada akhir Juni lalu, Djoko Siswanto, Direktur Pembinaan Hulu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ketika itu, menargetkan fasilitas produksi tersebut diresmikan pengoperasiannya pada bulan ini oleh Menteri Energi. “Sudah kami cek seluruhnya sampai ke anjungan Heli Deck. Hari ini diberangkatkan dari Yard Ulsan Korea menuju Indonesia dan akan tiba di Yard Karimun Riau, kira-kira dua minggu lagi,” ujar dia kepada Katadata, Kamis, 30 Juni 2016.
Kapal FPO ini memiliki kapasitas untuk gas kurang lebih 450 juta kaki kubik (mmscfd) dan kondensat 4.000 barel per hari (bph). Dengan berproduksinya proyek Jangkrik maka akan ada tambahan produksi nasional sebesar 450 mmscfd dan kondensat 4.000 bph. (Baca: Pemerintah Dorong Percepatan Produksi Lapangan Merakes Milik Eni).
Sebagai informasi, proyek Jangkrik berlokasi di Blok Muara Bakau, Selat Makassar, sekitar 100 kilometer di timur Balikpapan. Proyek ini mencakup dua lapangan yakni Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East yang dioperatori Eni. Dua lapangan ini berada pada kedalaman 400 meter di bawah permukaan laut. Dua lapangan ini merupakan salah satu proyek gas laut dalam pertama di Indonesia.