Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan penurunan target produksi siap jual (lifting) minyak pada lima kontraktor dalam draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016. Kelima kontraktor tersebut yakni PT Pertamina EP, PT PHE ONWJ Ltd, PT PHE WMO, Petronas Carigali Ketapang II Ltd, Chevron Indonesia Company.
Pertamina EP yang wilayah kerjanya tersebar di seluruh Indonesia, diperkirakan hanya akan mencapai lifting minyak 85,7 ribu barel per hari (bph). Angka ini lebih rendah dari target sebelumnya dalam APBN 2016, yaitu sebesar 104,4 ribu bph. (Baca: Pertamina EP Siapkan Rp 217 Miliar Cari Cadangan Migas di Papua)
Begitu pula dengan anak usaha Pertamina lainnya, yakni Pertamina Hulu Energi (PHE). Target liftingnya di wilayah kerja Offshore North West Jawa (ONWJ) turun 8,5 persen menjadi 37,3 ribu bph. Penurunan lebih besar terjadi di wilayah kerja West Madura. Lifting di wilayah kerja tersebut anjlok sekitar 25 persen menjadi 9,2 ribu bph.
Sementara itu, dalam APBN Perubahan 2016, target lifting Petronas Carigali Ketapang II Ltd di Blok Ketapang hanya sebesar 16,9 ribu bph, dari sebelumnya 19,1 ribu bph. Adapun target lifting minyak Chevron Indonesia di Blok East Kalimantan juga turun menjadi 15,2 ribu bph. Padahal, sebelumnya target dalam APBN 2016 sebesar 17,6 ribu bph
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, penurunan lifting dari lima kontraktor itu menyebabkan target lifting di dalam APBNP 2016 mencapai 810 ribu bph. “Itu penurunannya sekitar 2,4 persen dibandingkan target APBN 2016," kata dia dalam rapat pembahasan RAPBN-P 2016 di Komisi VII DPR Jakarta, Rabu (8/6). (Baca: Pemerintah Pangkas Target Lifting Migas dalam APBN-P 2016)
Pemerintah juga menurunkan target lifting gas menjadi 6.244 juta kaki kubik (mmscfd), dari awalnya 6.470 mmscfd. Hal ini disebabkan penurunan target lifting pada enam kontraktor.
Pertama, ada penurunan pada Pertamina EP di wilayah kerja seluruh Indonesia. Target lifting gas anak usaha Pertamina ini diperkirakan hanya akan mencapai 722 mmscfd. Padahal sebelumnya ditargetkan 858 mmscfd.
Selain itu Conocophillips Indonesia Inc Ltd juga turun sekitar 22 persen menjadi 190 mmscfd di wilayah kerja South Natuna Sea Block B. Target lifting wilayah kerja Sanga-sanga yang dikelola VICO juga turun menjadi 185 mmscfd. (Baca: Ambil Alih Blok Sanga-sanga, Investasi Pertamina di Bawah Rp 35 T)
Sementara lifting Petronas Carigali Muriah Ltd di wilayah kerja Muriah ditargetkan turun jadi 106 mmscfd dari 108 mmscfd. Talisman Jambi Merang -JOB di Blok Jambi Merang juga turun jadi 95 mmscfd. Sedangkan Blok Sengkang yang dikelola Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd hanya 78 mmscfd, dibandingkan target awal 83 mmscfd.