Penurunan keuntungan yang diperoleh pada tahun lalu tidak menyurutkan niat PT Pertamina (Persero) membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, yang notabene adalah pemerintah. Bahkan, besaran dividen yang dibagikan Pertamina lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina, Selasa lalu (31/5), memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 6,8 triliun atau sekitar 35 persen dari laba bersih tahun 2015 yang sebesar US$ 1,42 miliar atau sekitar Rp 19,42 triliun. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dividen tahun buku 2014 yang mencapai Rp 6,3 triliun.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, harga minyak mentah yang turun tajam dari kisaran US$ 106 per barel menjadi sekitar US$ 42 per barel sangat mempengaruhi kinerja Pertamina tahun lalu. Alhasil, laba bersih Pertamina tahun lalu turun US$ 30 juta atau Rp 409,1 miliar menjadi US$ 1,42 miliar. “Laba perusahaan turun 1,8 persen,” kata dia. (Baca: Harga Minyak Anjlok, Laba Pertamina Tergerus Rp 409 Miliar)
Meski begitu, perolehan laba bersih Pertamina masih lebih baik dibandingkan perusahaan migas lainnya. Di tengah rendahnya harga minyak, beberapa perusahaan migas mengalami penurunan.
Berdasarkan catatan Pertamina, misalnya, laba perusahaan migas asal Malaysia Petronas turun 64 persen menjadi US$ 3 miliar. Sedangkan laba bersih ExxonMobil anjlok 50 persen menjadi US$ 16,1 miliar. Bahkan, laba bersih Chevron merosot 76 persen menjadi US$ 4,6 miliar dan Shell turun 80 persen menjadi US$ 3,8 miliar. (Baca: Harga Minyak Rendah Laba Terjun Bebas)
Selain penurunan laba bersih, Pertamina juga mencatatkan realisasi pendapatan US$ 41,76 miliar dan EBITDA sebesar US$ 5,13 miliar pada 2015. Sedangkan margin EBITDA sebesar 12,28 persen yang merupakan posisi tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Di sisi lain, pembayaran utang Pertamina selama 2015 tercatat US$ 4,07 miliar atau setara dengan 23,24 persen total utang perusahaan. Total utang dibandingkan ekuitas (debt to equity ratio/ DER) tahun 2015 hanya 70 persen. Rasionya turun 93 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara rasio utang terhadap kapitalisasi Pertamina pada 2015 mencapai 44 persen. Angka ini turun dari tahun 2014 yang mencapai 51 persen dan pada 2013 sebesar 49 persen. (Baca: Pertamina Bidik Dua Blok Migas di Iran)
Adapun, realisasi investasi tahun lalu mencapai US$ 3,62 miliar yang 75 persen di antaranya dialokasikan untuk bisnis hulu migas. Produksi hulu migas Pertamina naik 11 persen dari 548,5 ribu barel setara minyak per hari menjadi 606,7 ribu barel per hari.