Kadin Minta Pemerintah Beri Jaminan Dana Eksplorasi

skkmigas.go.id
Penulis: Miftah Ardhian
5/4/2016, 17.40 WIB

Harga minyak mentah dunia belum naik signifikan. Hal ini membuat laba perusahaan-perusahaan minyak dan gas tergerus. Banyak proyek akhirnya tidak bisa dilanjutkan karena terhimpit biaya eksplorasi yang mahal.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Energi Bobby Gafur Umar menyatakan sejumlah proyek migas nasional telah diputuskan ditunda, terutama untuk eksplorasi. Alasannya, untuk mengurangi risiko besar apabila gagal dalam tahap eksplorasi. Selain itu, biaya besar juga diperlukan dalam tahap eksploitasi.

Saat ini, perusahaan migas di Indonesia sedikit kesulitan memperoleh dana segar, khususnya untuk tahap eksplorasi. Sebagian besar bank, baik pemerintah maupun swasta, enggan memberikan pinjaman karena menimbang risiko tersebut. “Karena itu perlu ada skema khusus yaitu penjaminan oleh pemerintah,” kata Bobby saat ditemui usai pengukuhan pengurus Kadin di Hotel Ritz-Charlton Kuningan, Jakarta, Selasa, 5 April 2016.

Selain meminta jaminan, Kadin akan mendorong pengalokasian Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk program bidang migas ini. Langkah ini diangap perlu mengingat industri migas nasional ini masih tertinggal dibanding negara lain. (Baca: Kontraktor Usul Moratorium Eksplorasi Sampai Harga Minyak US$ 50).

Ketertinggalan itu tercermin dari kualitas Sumber Daya Manusianya (SDM). Menurut Bobby, ada dua masalah dalam hal ini. Pertama, Indonesia kekurangan insinyur yang berkualitas karena pemerintah cukup lama meninggalkan program pengembangan SDM. Kedua, persaingan remunerasi dengan bidang lain, khususnya ekonomi.

Problem lainnya terkait minimnya infrastruktur. Selama sepuluh tahun terakhir, pembangunan infrastruktur migas begitu sedikit. Akibatnya, konsumen kesulitan memperoleh energi tersebut. Selain itu, biaya yang dikeluarkan perusahaan pun akan semakin membengkak yang menyebabkan harga produk di tingkat konsumen menjadi tinggi. (Baca juga: Insentif Lambat, SKK Migas Ingatkan Produksi Minyak Bisa Setop).

Sebagai contoh, sumber minyak dan gas sebagian besar di luar Pulau Jawa, tapi pemakaian terbesar di Jawa. Karena itu infrastrukturnya, seperti LNG dan pipa gas perlu dibangun. “Sumber gas itu Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Papua. Kalau Papua bisa pake LNG lah. Tapi kalo dari Kaltim bawa ke Jawa pake LNG kemahalan. Kalau gas ada, orang jadi punya alternatif energi lain. Sekarang ini tergantung BBM.”

Reporter: Muchamad Nafi