KATADATA - Harga minyak dunia yang masih rendah tidak menyurutkan tekad kontraktor minyak dan gas bumi (migas) untuk melakukan kegiatan produksi. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 13 proyek migas akan memulai produksi awalnya tahun ini. Salah satu proyek yang akan berproduksi adalah proyek laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) di Lapangan Bangka, Rapak.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan saat ini proyek tersebut masih dalam tahap konstruksi. Setelah tahap konstruksi selesai, maka proyek tersebut akan mulai berproduksi. Lapangan ini bisa memproduksi gas sekitar 100 juta kaki kubik (mmscfd). “Semoga sekitar Juni atau Juli 2016 bisa berproduksi,” kata dia kepada Katadata, pekan lalu.
Proyek Bangka ini dikelola oleh Chevron Indonesia Company. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini mengempit 62 persen kepemilikan saham di proyek tersebut. Dikutip dari situs resmi Chevron, proyek Bangka ini nantinya akan terkoneksi ke fasilitas produksi terapung (FPU). Dalam rancangannya, fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 115 juta kaki kubik gas alam dan 4.000 barel kondensat per hari. Sebelum ini, Chevron sudah mengebor dua sumur pengembangan di proyek tersebut pada semester kedua 2014 pasca mengantongi keputusan investasi final (FID).
Selain Lapangan Bangka, Chevron memiliki lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD yakni Gendalo dan Gehem. Kepemilikan Chevron sekitar 63 persen. Untuk memulai produksi di dua lapangan ini, Chevron masih menunggu keputusan revisi proposal rencana pengembangan (PoD). Revisi proposal PoD ini karena ada perubahan nilai investasi dalam proyek tersebut.
(Baca: SKK Migas: Proposal IDD Chevron Belum Matang)
Meski ada perubahan nilai investasi, produksi di lapangan ini tidak mengalami perubahan. Lapangan Gehem Hub akan memproduksi gas sebesar 420 mmscfd, dan Gendalo Hub sebesar 700 mmscfd. Selain gas ada juga kondensat dari Gehem sebesar 25.000 barel kondensat per hari dan Gendalo 25.000 barel kondensat per hari. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek ini akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor gas alam cair.
Selaing Lapangan Bangka, ada 12 proyek migas lain yang akan mulai beroperasi tahun ini. Pada kuartal pertama ada Lapangan Banyu Urip yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), proyek North Duri Development Area 13 milik Chevron Pacific Indonesia, dan Bukit Tua milik Petronas Ketapang Ltd.
(Baca: SKK Migas: Puncak Produksi Blok Cepu April 2016)
Kuartal kedua, ada proyek di Area Donggi yang memproduksi gas 60 mmscfd. Selain itu ada proyek Karenda yang memproduksi minyak 33 bph dan gas 2 mmscfd,. Sedangkan lapangan Ario Damar-Sriwijaya yang memproduksi minyak 2.000 bph dan gas 20 mmscfd digarap oleh Tropik Energi Pandan.
Pada kuartal ketiga nanti, terdapat Wasambo yang memproduksi 37 mmscfd dengan Energy Equity Epic Sengkang sebagai KKKS-nya. Simenggaris Gas Plant, yang memproduksi 25 mmscfd dengan JOB-Pertamina Medco Simenggaris Pty. Ltd sebagai KKKS nya. Status dari blok tersebut tinggal menunggu kesiapan fasilitas pembeli untuk mengambil alih 5 MMscfd. Selain itu ada proyek yang dikelola oleh Pertamina EP yakni proyek Pondok Makmur. Proyek ini akan memproduksii minyak sebesar 4.000 bph dan gas 42 mmscfd. Adapun proyek KRA South 2 Infill Well Facilities yang dikelola Star Energy memproduksi gas 9 mmscfd.
(Baca: Awal Tahun, Lifting Minyak Hampir Capai Target 830 Ribu Barel)
Terakhir, pada kuartal keempat 2016, terdapat Karendan Gas Plant yang memproduksi minyak 300 bph dan gas 25 mmscfd dengan Ophir Energy sebagai KKKS-nya. Ophir saat ini juga sedang menunggu pembeli. Adapun proyek POD Integrasi I/EPCI-1 (PHE-24,PHE-12,CPP2) yang digarap Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore akan menghasilkan minyak 3.100 bph dan gas 11,7 mmscfd