Ekonom HSBC: Asing Masih Percaya Indonesia

Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
5/12/2013, 00.00 WIB

Ekonom HSBC Su Sian Lim menilai Indonesia masih memiliki kondisi ekonomi yang baik karena memiliki permintaan domestik yang kuat dan tingkat pengangguran yang terkendali. Hal ini memberikan keuntungan bagi sisi retail dan belanja rumah tangga maupun sektor bisnis. Pemerintah harus menyelesaikan pekerjaan rumah untuk menghadapi tekanan global.

Ia mengapresiasi kebijakan yang telah ditempuh pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Terutama langkah kebijakan pengetatan moneter yang ditempuh Bank Indonesia seperti kenaikan BI Rate hingga 175 basis point menjadi 7,5 persen, mengendalikan nilai tukar dan mengelola inflasi dan mempertahankan cadangan devisa.

Namun ia juga mengkritisi transmisi kenaikan BI Rate tidak diimbangi dengan kenaikan suku bunga pinjaman secara cepat. Kenaikan suku bunga pinjaman bank pada Juni-September naik 40 bps, padahal kenaikan BI Rate sebesar 175 bps. "Mekanisme transmisi ini butuh waktu yang panjang dan memiliki dampak dosis kecil," ujarnya.

Kenaikan harga BBM pada Juni lalu oleh pemerintah bisa membantu mengurangi defisit transaksi berjalan. Su Sian juga mengingatkan defisit income berasal dari repatriasi perusahaan besar. Sehingga rencana kebijakan repatriasi perusahaan asing baik untuk dilakukan. "Karena komponen repatriasi untuk membayar deviden ke perusahaan induk cukup besar sehingga bisa menekan defisit transaksi berjalan," ujarnya.

HSBC memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,6 persen, dan tahun depan pertumbuhan sebesar 5,5 persen atau jauh di bawah asumsi pemerintah yaitu 5,8-6,1 persen. Sedangkan inflasi tahun ini berada di level 7,4 persen dan tahun 2014 menurun di level 6,6 persen. Rupiah diperkirakan bergerak rata-rata di level Rp 11.100 per dolar AS tahun ini, dan tahun depan di kisaran Rp 11.500. Untuk BI Rate, HSBC memperkirakan bank sentral masih akan menahan suku bunga sebesar 7,5 persen hingga akhir tahun ini dan tahun 2014.

Halaman:
Reporter: Nur Farida Ahniar